Penggunaan waktu istiwa' (WIS) sebagai pedoman waktu di Pulau Bawean dalam perspektif astronomis dan sosiologis
Main Author: | Azizah, Ayu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/15914/1/SKRIPSI_1602046105_AYU_AZIZAH.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/15914/ |
Daftar Isi:
- Di era modern ini, penggunaan Waktu Istiwa’ (WIS) menjadi sebuah hal langka dan dianggap klasik. WIS yang beracuan pada bencet hanya terdapat di beberapa tempat bersejarah dan pondok-pondok pesantren tua. Pada umumnya WIS ini digunakan hanya dalam menentukan waktu salat saja. Namun berbeda halnya, di Pulau Bawean WIS bukan hanya digunakan dalam waktu ibadah semata, namun juga digunakan sebagai pedoman waktu dalam kehidupan sehari-hari mulai dari kegiatan sosial kemasyarakatan, pekerjaan di bidang non formal hingga kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan. Pulau ini secara geografis terletak di sebelah utara Gresik, sehingga termasuk pada zona Waktu Indonesia Barat (WIB). Namun pada realitanya, masyarakat Bawean tidak mengikuti zona waktu tersebut, melainkan menjadikan WIS sebagai pedoman waktu dalam kehidupannya. Dengan permasalahan diatas, maka penulis melakukan penelitian mengenai: (1) Eksistensi WIS sebagai pedoman waktu di Pulau Bawean dalam kehidupan sehari-hari, (2) Tingkat akurasi bencet sebagai acuan WIS di Pulau Bawean, dan (3) Metode penggunaan WIS di Pulau Bawean. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan kajian yang bersifat lapangan (field research). Data primer diperoleh dengan melakukan observasi secara langsung di lapangan terhadap bencet sebagai acuan WIS serta wawancara kepada beberapa tokoh masyarakat di Pulau Bawean tentang penggunaan WIS sebagai pedoman waktu dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan Pulau Bawean, sosial dan WIS serta artikel dan jurnal penelitian yang menjadi penunjang dalam penelitian ini. Kemudian setelah data-data terkumpul, maka dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Eksistensi WIS di Pulau Bawean masih sangat kental yang dipengaruhi oleh ulama kharismatik KH. Hasan Asy’ari Al-Baweani Al-Fasuruani. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan WIS sebagai pedoman waktu dalam kehidupan sehari-hari mulai dari ibadah, bekerja, belajar, menghadiri hajatan sehingga WIS menjadi waktu alternatif bagi masyarakat Bawean. (2) Tingkat akurasi bencet menunjukkan hasil yang akurat, karena penulis mengkomparasi hasil pengamatan dengan perhitungan astronomi. Terdapat sedikit selisih di satuan detik mulai 00,33 detik hingga 59,27 detik dikarenakan pada saar pengamatan hanya melihat sampai satuan menit (3) Metode WIS yang digunakan yaitu mengambil alih fungsi jam bencet kepada jam dinding, yaitu dengan melakukan pengamatan waktu Matahari kulminasi dan pada saat itu jam dinding akan dicocokkan menjadi pukul 12:00:00 WIS sehingga menjadi permulaan dari WIS tersebut dan jam dinding sudah berbasis WIS.