Daftar Isi:
  • Skripsi ini membahas pelaksanaan pembelajaran agama Islam di Balai Rehabilitasi Sosial Distrarastra Pemalang II. Kajiannya dilatarbelakangi oleh pentingnya pendidikan agama Islam yang dibutuhkan oleh manusia muslim, termasuk juga muslim tuna netra. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: Bagaimana pelaksanaan pembelajaran, materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan penilaian pembelajaran Agama Islam bagi penyandang tuna netra di Balai Rehabilitasi Sosial Distrarastra Pemalang II? Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di Balai Rehabilitasi Sosial Distrarastra Pemalang II. Penelitian ini merupakan jenis peneitian field research atau penelitian lapangan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Datanya diperoleh dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Semua data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis diskriptif kualitatif. Kajian ini menunujukkan bahwa: (1) Pelaksanaan pembelajaran agama Islam di Balai Rehabilitasi Sosial Distrarastra Pemalang II pada dasarnya bertujuan agar peserta didik (para penyandang tuna netra) mampu mengembangkan diri dalam kehidupan, terutama dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang diajarkan meliputi aqidah, baca tulis Al-Qur’an, Akhlak, syari’ah (Ibadah), dan Tarikh. Metode yang digunakan dalam pembelajaran agama Islam di Balai Rehabilitasi Sosial Distrarastra Pemalang II meliputi: metode ceramah, metode tanya jawab, metode praktek/peragaan, metode hafalan, dan metode resitasi/pemberian tugas. Adapun bentuk penilaian materi pembelajaran agama Islam yang dilakukan di Balai Rehabilitasi Sosial Distrarastra Pemalang II yaitu berupa: penilaian tes, penilaian praktek, dan penilaian portofolio. Pembelajaran agama Islam di Balai Rehabilitasi Sosial Distrarastra Pemalang II berbeda dengan pembelajaran PAI di lembaga pendidikan formal yang menekankan pada kemampuan akademik peserta didik. Balai Rehabilitasi Sosial Distrarastra Pemalang II lebih menekankan pada pengembangan keterampilan agar mereka mampu berkompetisi dengan orang lain pada umumnya, untuk mencetak lulusan yang siap bekerja. Jadi, pembelajaran agama Islam di Balai Rehabilitasi Sosial Distrarastra Pemalang II sifatnya lebih fleksibel, sebagai substansi pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat, dan berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional. Temuan tersebut memberikan acuan bagi sistem pendidikan nonformal dalam memperbaiki perannya sebagai lembaga pelatihan untuk mengembangkan keterampilan dan kecakapan hidup.