Peran pendidikan agama Islam dalam menanggulangi kenakalan remaja di desa Cepoko kecamatan Gunungpati Semarang
Daftar Isi:
- Skripsi ini membahas tentang peran pendidikan agama Islam dalam menanggulangi kenakalan remaja desa Cepoko kecamatan Gunungpati Semarang. Kajian skripsi ini dilatarbelakangi oleh adanya pendidikan agama Islam di desa cepoko yang berbentuk even-even keagamaan tetapi masih ada kenakalan remaja. Studi dalam penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan: 1) Bagaimana peran pendidikan agama Islam dalam menanggulangi kenakalan remaja di desa Cepoko kecamatan Gunungpati Semarang? Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di desa Cepoko kecamatan Gunungpati Semarang. Bentuk-bentuk pendidikan agama Islam yang berupa even-even atau acara keagamaan tersebut menjadi fokus kajian penulisan skripsi ini. Data tentang fokus kajian tersebut diperoleh dengan cara wawancara tidak terstruktur, observasi partisipasi, dan studi dokumentasi. Semua data yang didapatkan tersebut dianalisis menggunakan logika induktif dan disajikan menggunakan langkah yang bertahap, yakni; reduksi, sajian data/display dan verifikasi untuk menyajikannya secara deskriptif. Dari fokus kajian ini menunjukkan bahwa: 1) Bentuk pendidikan agama Islam di desa cepoko antara lain adalah Maulid Nabi, nuzulul Qur’an, nyadran, khotbah Jumat, khotbah Idul Fitri, Idul Adha, Selapanan, Madin, dan pengajian Minggu malam Senin. 2) Bentuk-bentuk kenakalan remaja di desa Cepoko antara lain adalah kebut-kebutan, minum-minuman keras, narkoba kelas rendah, urakan, membahayakan keselamatan orang lain, pencurian, pelanggaran status. 3) Pendidikan agama Islam desa cepoko yang berbentuk Maulid Nabi, nuzulul Qur’an, Nyadran, khotbah Jumat, khotbah Idul Fitri, Khotbah Idul Adha, Selapanan, Madin, dan pengajian Minggu malam Senin ini belum mampu mengatasi kenakalan remaja disebabkan karena: a) Mereka tidak aktif mengikuti beberapa kegiatan tersebut. Kegiatan itu meliputi Nyadran, Madin, dan selapanan. b) Mereka aktif mengikuti tetapi tidak memperhatikan saat ada ceramah agama yang bisa digunakan untuk membina akhlak mereka. Diantara kegiatan tersebut adalah Maulid Nabi dan nuzulul Qur’an. c) Mereka tidak memahami maksud yang disampaikan dalam ceramah karena menggunakan bahasa jawa kromo sehingga pesan-pesan yang ingin disampaikan tidak tercapai. Kegiatan yang menyangkut hal ini adalah khotbah khotbah Jumat, khotbah Idul Fitri dan khotbah Idul Adha. d) Mereka aktif mengikuti, mereka memperhatikan, mereka juga faham bahasa yang digunakan tetapi isi kegiatan tersebut hanya mencakup akidah dan syariat saja. Padahal kenakalan remaja erat kaitannya dengan pendidikan akhlak. Kegiatan yang menyangkut hal ini adalah pengajian Minggu malam senin.