Aspek sakral dan profan dalam tradisi Ngaturi Dhahar bagi masyarakat desa Manyargading Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara

Main Author: Farah, Ziffana
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/15127/1/1504016015_Ziffana%20Farah_Lengkap%20Tugas%20Akhir%20-%20Ziffana%20Farah.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/15127/
Daftar Isi:
  • Ritual merupakan bentuk aktivitas yang dilakukan secara formal, diwujudkan dengan doa, tarian, musik, drama dan tata cara penyucian, ziarah, kurban, perjamuan sebagai bentuk aktualisasi manusia terhadap Illahi agar tercipta keselamatan serta tujuan hidup yang diharapkan. Salah satunya ritual yang ada di Desa Manyargading yaitu upacara ritual Ngaturi Dhahar yang diselengarakan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, dengan tujuan untuk meminta kepada Allah Yang Maha Esa agar selalu diberikan keselamatan dan dijauhkan dari segala bahaya. Masalah yang diungkap dalam penelitian ini yaitu: makna tradisi Ngaturi Dhahar serta unsur sakral dan profan dalam prosesi ritual Ngaturi Dhahar. Penelitian bersifat kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan metode deskriptif dan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian penulis mendapatkan bahwa di dalam prosesi Ngaturi Dhahar terdapat unsur sakral diantaranya Doa, sesaji, ziarah kubur, makam dan unsur yang profan yaitu tempat diselenggarakannya ritual Ngaturi Dhahar, benda atau perlengkapan yang digunakan dan makna yang terkandungdalam pelaksanaan ritual Ngaturi Dhahar, antara lain: (1) makna religius, (2) makna sosial, dan (3)makna budaya. Masyarakat Manyargading melaksanakan ritual Ngatutri Dhahar sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur Desa agar terhindar dari segala marabahaya dan musibah yang bisa datang kapan saja. Dan sebagai ajang bershadaqah dalam bentuk makanan yang dikhususkan kepada leluhur mereka dengan menyiapkan makanan yang digemari. Acara diisi dengan doa kemudian makan bersama dan setelah itu sohibul hajat menuju makam leluhur dan berziarah. Ritual ini merupakan ritual turun temurun di Desa Manyargading yang masih tetap dilestarikan sampai sekarang