Al-Baṭil dalam Al-Qur’an studi tematik
Main Author: | Abrori, Ahmad Ainunajib |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/15104/1/1504026082_Isyfina_Lengkap%20Tugas%20Akhir%20-%20isyfina%20nailatuzzulfa.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/15104/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bermula dengan adaanya pemahaman masyarakat awam terhadap pemaknaan al-ba ̅ṭil, sedangkan perilaku kebatilan mendorong pelakunya pada perbuatan dosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengggunaan dan pemaknaan kata al-ba ̅ṭil dalam Al-Qur’an serta bentuk penyelesaian kebatilan dalam Al-Qur’an. Penelitian ini berupa library research (penelitian kepustakaan) dengan metode deskriptif analitik, dan merupakan kajian tematik (maudu ̅’i). Sumber data dalam penelitian ini adalah Al-Qur’an, kitab Tafsir Ibnu Kaṭsir, Tafsir Al-Maraghi, Tafsir Aṭh-Thobari, kitab al-Mu’ja ̅m al-Mufahras li Alfa ̅ḍz al-Qur’a ̅n al-Kari ̅m, kitab al-Mu’ja ̅m Mufradat li Alfa ̅ḍz al-Qur’a ̅n serta sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Al-Qur’an al-ba ̅ṭil tidak hanya diungkapkan dengan menggunakan kata yang menunjukkan suatu makna yang berarti salah atau kesalahan. Dengan kata lain ada beragam derivasi makna yang diungkapkan oleh Al-Qur’an terhadap lafal al-ba ̅ṭil. Hal ini terdapat sebanyak 36 kali tersebar dalam 34 ayat dan terbagi dalam 24 surah. Serta kata al-ba ̅ṭil yang berdasarkan dengan kontektual, yaitu yang menunjukkan bahwa perbuatan yang tidak sesuai dengan akidah yang dikendaki Al-Qur’an, sesuatu yang sia-sia, amal perbuatan manusia yang dituntut oleh agama, yang dihubungkan dengan sebuah perumpamaan, yang dihubungkan dengan lafadz al-ba ̅ṭil lawan dari lafadz al-ḥaq. Solusi terhadap perilaku sifat al-ba ̅ṭil yaitu dengan kesadaran untuk beriman kepada Allah dan bertaqwa kepada Allah, mengingat Allah dan memohon ampun kepada-Nya, bertaSubat kepada Allah, dan beramal saleh. Selain itu adalah dengan mengingat akibat yang akan diperoleh jika melakukan perbuatan tersebut, berupaya untuk menghindari tempat-tempat yang dapat membawa kepada perbuatan yang maksiat, mengetahui dan memahami kisah-kisah orang yang mengikuti dan melakukan kemaksiatan, setelah itu berusaha untuk menjauhi dan meninggalkannya. Juga dengan mengingatkan diri bahwa condong dan merasa nyaman kepada dunia dapat membuat seseorang lalai dan lupa hakikat keberadaannya di dunia yaitu untuk mengabdi Allah SWT, berjuang untuk selalu menjaga diri dari hal-hal yang dapat membawanya terjerumus dalam kemaksiatan, seperti dengan berbuat adil, jujur, konsisten dalam menegakkan hukum positif yang telah diatur, meneladani nilai-nilai spiritualitas