Bimbingan Keagamaan Orang Tua Tunggal (Single Parent) dalam Memotivasi Belajar Anak di Desa Dukuh Wringin Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal
Daftar Isi:
- Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, semua data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis data yang terdiri dari tahapan reduksi data, display data dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Bentuk bimbingan keagamaan orang tua tunggal (single parent) dalam memotivasi belajar anak di Desa Dukuh Wringin Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal adalah dengan mendampingi anak ketika belajar pada saat ketika ada waktu senggang, berusaha meluangkan waktu pada anak untuk memberikan bimbingan keagamaan dalam memotivasi belajar dengan memberikan materi aqidah, syari’ah, akhlak dan pentingnya ilmu, sehingga nantinya anak sadar untuk belajar karena belajar tersebut tuntunan agama, selain itu orang tua menggunakan beberapa metode untuk membimbing keagamaan anak dalam memotivasi belajarnya diantaranya suri tauladan, latihan, dialog dan nasehat, cerita dan hadiah dan hukuman, dengan metode ini akan menjadi terbiasa untuk belajar dan termotivasi untuk semgat belajar. Orang tua single parent juga menyerahkan bimbingan agama kepada ustadz atau kyai, sekolah madrasah atau TPA untuk memperkuat keagamaan anak dan menanggulangi kesibukan orang tua, 2) Problematika yang dihadapi orang tua tunggal (single parent) dalam memotivasi belajar anak melalui bimbingan keagamaan di Desa Dukuh Wringin Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal berkisar pada kesibukan orang tua dalam bekerja, kurangnya intensitas pertemuan dengan anak, kurang komplitnya keluarga dalam memberikan kasih sayang dan pengaruh teknologi yang dapat mempengaruhi akhlak anak dan kemalasan dalam belajar, problematika tersebut perlu diatasi dengan memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin untuk membimbing keagamaan anak, lebih banyak berbicara dengan anak dan membimbing belajar anak, memberikan pembiasaan dan teladan keagamaan pada anak, lebih banyak komunikasi dengan ustadz atau sekolah madrasah dalam membimbing keagamaan pada anak, banyak mendoakan anak, dan membimbing dengan penuh kasih sayang sehingga anak akan termotivasi belajar karena merasa adanya perintah agama untuk rajin belajar dan perlu menuntut ilmu.