Pengaruh Pengembangan Karyawan dan Motivasi Kerja Islami terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di Bank Muamalat Indonesia Cabang Semarang
Daftar Isi:
- Dengan bermunculannya perbankan syariah di Indonesia, patutlah diwaspadai untuk senantiasa menjaga agar eksistensi perbankan tetap ada. Berbagai strategi perbaikan dan pengembangan dilakukan, termasuk pelatihan digunakan sebagai cara untuk meningkatkan ketermpilan kerja dan motivasi kerja Islam merupakan factor-factor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Pada penelitian ini factor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yang akan diteliti adalah mengenai pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilahn, pengetahuan dan sikap, Dan pemberian motivasi yang bertujuan untuk meningkatkan gairah dan semangat kerja karyawan. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan Bank Muamalat Inodonesia cabang Semarang. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Solvin dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 52 responden. Metode pengumpulan data melalui wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji validitas dan reliabilitas, analisis regresi linear berganda, uji hipotesis (uji t, uji F, dan koefisien determinasi), serta uji asumsi klasik (uji normalitas, uji Heteroskedastisitas, uji Multikolinieritas, uji Autokorelasi). Dari uji validitas dan realiabilitas, diperoleh dari tiap-tiap instrumen dari semua variabel nilai r-hitung nya diatas 0,273 (alpha 5%) sedangkan cronbach’s alpha > dari 0,6. Hal ini dikatakan valid dan reliabel. Dari hasil konstanta sebesar 12,698, menyatakan bahwa jika tidak ada pelatihan dan motivasi kerja Islam maka produktivitas kerja karyawan adalah 12,698. Adapun diperoleh koefisiensi regresi 0,575 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) 1 point pelatihan akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan sebesar 0,575 atau 57,5 persen. Sedangkan koefisien regresi 0,111 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) 1 point motivasi kerja Islam akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan sebesar 0,111 atau 11,1 persen Selanjutnya hasil uji statistik diantaranya, uji t menunjukan signifikansi X1 < 0,05 berarti hipotesis diterima dan X2 < 0,05 berarti hipotesa diterim. Uji F menunjukan signifikansi 0,000 maka X1 dan X2 dapat dipakai untuk memprediksi Y. Sdangkan koefisiensi determinasi, angka R > 0,5 yaitu sbesar 0,654 hal ini menunjukan bahwa korelasi/hubungan antar variabel Y dengan X1 dan X2 kuat. Adapun hasil dari uji asumsi klasik diantaranya, uji normalitas dilihat dalam graik bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji multikolinearitas dilihat bahwa angka VIF < 10 dengan tolerance > 1. Hal ini dapat dikatakan modal regresi tidak terdapat multikolinearitas. Untuk uji heteroskedasitas dilihat dari grafik terdeteksi bahwa titik-titik menyebarsecara acak dan tersebar di atas maupun di bawah angka nol. Hal ini dinyatakan tidak terjadi hetroskedasitas. Sedangkan dalam uji autokorelasi terlihat angka Durbin Watson + 2,131