Penyuluhan agama Islam dalam meningkatkan shalat fardhu lansia di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bisma Upakara Pemalang

Main Author: Ulum, Rohmatul
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/14164/1/SKRIPSI_1501016003_Rohmatul%20Ulum.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/14164/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah peristiwa yang mana lansia yang berada di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia ‘’Bisma Upakara’’ Pemalang merupakan lansia terlantar, lansia terlantar termasuk anggota Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Lansia yang berada di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bisma Upakara Pemalang memiliki keberagamaan yang rendah dimana lansia malas untuk melaksanakan shalat fardhu karena kurangnya pengetahuan agama dan lemahnya iman. Rumusan Masalah : 1) Bagaimana Penyuluhan Agama Islam dalam Meningkatkan Shalat Fardhu Lansia di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia ‘’Bisma Upakara’’ Pemalang. 2) Bagaimana Kondisi Shalat Fardhu Lansia Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Agama Islam. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan dalam penelitian ialah dengan menggunakan penelitian study kasus. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode, observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga langkah yaitu : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian menunjukan 1) Penyuluhan Agama Islam di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia “Bisma Upakara” Pemalang dilakukan secara sistemasis dan terjadwal. Penyuluhan Agama Islam dilaksanakan setiap hari senin. Aktifitas Penyuluhan Agama Islam para lansia di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bisma Upakara Pemalang dibimbing oleh Penyuluh Agama Islam (Kemenag) Pemalang. Metode yang digunakan yaitu metode langsung, metode kelompok, metode mauidhoh hasanah, metode tanya jawab. Materi yang disampaikan yaitu tentang aqidah, syariah, muamalah, al-qur’an dan hadits. 2) Kondisi shalat fardhu lansia sebelum dan sesudah mengikuti penyuluhan mengalami perubahan positive dimana lansia yang tadinya mempunyai problem malas untuk melaksanakan shalat fardhu setelah mengikuti penyuluhan agama Islam lansia menjadi sadar akan pentingnya shalat fardhu dalam kehidupan, lansia mendapatkan pengetahuan dan pendalaman agamanya sehingga lansia mau melaksanakan shalat sebagai kewajiban sebagai seorang muslim. Hal ini sesuai dengan tujuan dan fungsi penyuluhan sebagai fasilitator dan motivator dalam upaya mengatasi dan memecahkan problema dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri, juga berfungsi memberikan pelayanan agar mampu mengaktifkan potensi psikisnya sendiri dalam menghadapi dan memecahkan kesulitan-kesulitan hidup.