Nilai nilai humanisme dalam ajaran tasawuf: telaah atas nilai-nilai ajaran tasawuf Gus Dur

Main Author: Taufan, Muh
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/13679/1/1404046051_MUH%20TAUFAN_SKRIPSI%20Lengkap.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/13679/
Daftar Isi:
  • Berkaitan dengan bagaimana Tasawuf berperan dalam membangun nilai nilai humanisme Seorang pembaharu islam di Indonesia juga hadir memberikan sebuah pandangan baru tetang spiritualisme dalam Islam. dia adalah Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Sebagaimana sufi besar ia adalah seorang yang selalu berkehendak hidupnya diabdikan sepenuhnya bagi manusia dan kemanusiaan. Untuk itu ia bekerja keras menerjemahkan prinsip-prinsip kemanusiaan ini, baik melalui tulisan-tulisannya, seramah-ceramahnya, maupun sikap hidupnya sehari-hari dimanapun dan kapanpun. baginya tauhid, fiqh, dan akhlaq dapat diterapkan kedalam kepedulian terhadap kemanusiaan. Spiritualistik sejalan dengan pemuliaan terhadap anak adam sebagai wakil Allah di bumi. Humanisme gusdur berbeda dari pandangan barat dimana manusia bisa eksis ketika tuhan ditiadakan humanisme gusdur bahkan “humanism tauhid’’ sebab kemuliaan manusia bisa tercapai atas keyakinan mendalam terhadap perintah ketuhanan. Kepatuhan dan ketundukan terhadap terhadap Tuhan merupakan asa paling tinggi dalam ideologi humanismenya. Pandangan Gus Dur tentang Islam sebagai agama kemanusiaan terwujud dalam lima hak dasar manusia (kulliyat al khams) didalam maqashid al-syariah terdiri dari; hifdz al-nafs (hak hidup), hifdz al-din (hak beragama), hifdz al-nasl (hak berkeluarga), hifdz al-maal (hak berharta), hifz al-irdh (hak pengakuan). maksud dari Gus Dur berbicara tentang Kulliat al khams itu selain tercapainya kehidupan yang sejahtera secara jasmani juga sejahtera secara psikologis, demikian itu menjadi hak setiap orang untuk mendapatkannya.