Implementasi Bimbingan Mental Spiritual oleh Guru-Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Menangani Kenakalan Siswa di SMK Negeri 2 Pati

Main Author: Rojikun, M.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/135/1/Rojikun_Tesis_Bab1.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/135/2/Rojikun_Tesis_Bab2.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/135/3/Rojikun_Tesis_Bab5.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/135/4/Rojikun_Tesis_Bibliografi.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/135/
Daftar Isi:
  • Kenakalan remaja makin hari semakin ramai dalam pemberitaan dengan modus dan cara yang beragam. Perkelahian masal, tawuran antar pelajar, mahasiswa, pengeroyokan antar pemuda kampung dan juga perkelahian antar kelompok akhir-akhir ini marak terjadi, bahkan grafiknya menunjukkan peningkatan. Kenakalan bukanlah sesuatu yang dianggap sepele karena hal tersebut dapat mengakibatkan tercorengnya nama sekolah/ intitusi pendidikan , lingkungan bahkan orang tua. Kegiatan ini merupakan tindakan radikal yang tidak patut dilakukan oleh anak-anak/siswa yang berpendidikan karena hal ini biasanya dilakukan oleh preman-preman yang mungkin didasari oleh rasa kesetiakawanan namun sebenarnya mereka adalah pengecut-pengecut yang tidak berani menghadapi masalahnya sendiri. Berdasarkan fenomena di atas maka penelitian ini mengangkat suatu masalah bagaimanakah pelaksanaan bimbingan mental spiritual di SMK Negeri 2 Pati dan bagaimanakah implikasi bimbingan mental spiritual dalam rangka menangani kenakalan siswa di SMK Negeri Pati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi bimbingan mental spiritual di SMK Negeri 2 Pati, dan untuk mengetahui implikasi bimbingan mental spiritual dalam menangani kenakalan siswa di SMK Negeri 2 Pati. Untuk mengungkap masalah-masalah tersebut di atas dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dipakai untuk memperoleh data tentang gambaran Bimbingan Mental Spiritual dilaksanakan serta pembagian tugas masingmasing personel dalam melakukan bimbingan kepada siswa-siswa untuk menangani kenakalan siswa. Observasi dilakukan untuk mengamati terhadap obyek penelitian baik secara langsung maupun tidak, sedangkan dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 2 Pati data bahwa guru PAI sebagai guru pembimbing sudah melakukan bimbingan dengan baik, hal ini dibuktikan dengan program-program yang mereka rencanakan yaitu dengan membuat progam tahunan yang kemudian dijabarkan dalam program semester, program bulanan dan mingguan. Program ini dibuat pada awal tahun ajaran yang berisi bidang bimbingan, jenis layanan, materi layanan dan kegiatan pendukung sehingga apa yang menjadi visi dan misi dari sebuah lembaga khususnya sekolah dapat tercapai dengan baik. Sekolah menyusun rencana (planning) program strategis yang biasa disebut RKS (Rencana Kerja Sekolah) dan RKAS (Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah). Dimulai dari menyusun program bimbimbingan mental spiritual. Berikutnya pengorganisasian (organizing) melalui desain membagi tugas kegiatan sekolah berkaitan dengan program bimbingan mental spiritual untuk direalisasikan pada tataran pelaksanaan (actuating) yaitu kerjasama yang baik di antara semua pihak, dan dikontrol (controlling) untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan berlangsung sesuai rencana atau tidak, kalau tidak sesuai dengan rencana maka perlu adanya perbaikan, sehingga keberhasilan program yang dirancang dalam mewujudkan bimbingan mental spiritual dapat tercapai. Kegiatan manajemen, termasuk pengelolaan program bimbingan mental spiritual di SMK Negeri 2 Pati, secara umum berlangsung dengan baik, namun pada prosesnya masih ada problem-problem pada sisi perencanaan, sisi lemahnya koordinasi antar anggota tim, serta warga di sekolah. Hal lain masih ada fasilitas yang belum terpenuhi secara maksimal karena keterbatasan alokasi waktu pelajaran PAI. Sebagai solusi, upaya optimalisasi manajemen bimbingan mental mulai dari perencanaan, pengorganisasian sampai pada teknik pelaksanaan harus terprogram secara jelas dan mudah, begitu pula pengontrolan seluruh program yang bisa dievaluasi dengan tuntas. Solusi keterbatasan alokasi waktu pelajaran PAI disiasati dengan penambahan jam di luar Proses Belajar Mengajar (PBM) melalui ekstra kurikuler keagamaan, dan mengkondisikan kegiatan pembiasaan di sekolah. Upaya GPAI mengembangkan metode dan pendekatan pembelajaran yang menyeimbangkan penguasaan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para civitas akademika, para pendidik khususnya guru Mapel PAI serta dapat memberikan motivasi dan sikap positif terhadap bimbingan mental spiritual di sekolah/madrasah agar mampu mewujudkan religious culture.