Penerapan Metode Practice-Rehearsal Pair sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Arab Materi Muhadatsah pada Siswa Kelas IV MI Krajankulon Kaliwungu Kendal
Daftar Isi:
- Skripsi ini dilatarbelakangi selama ini yang terjadi di kelas IV MI Krajankulon Kaliwungu Kendal yang masih menggunakan metode klasik yang berorientasi pada guru sebagai pusat pembelajaran seperti ceramah dan tanya jawab sehingga siswa pasif, mengatasi masalah di atas metode yang bisa diterapkan di kelas IV MI Krajankulon Kaliwungu kendal untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap muhadtsah adalah metode practice-rehearsal pair (praktek berpasangan) Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : 1) Bagaimana pelaksanaan metode practice-rehearsal pair pada mata pelajaran bahasa Arab materi muhadatsah di kelas IV MI Krajankulon Kaliwungu Kendal? 2) Apakah metode practice-rehearsal pair dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran bahasa Arab materi muhadatsah pada siswa kelas IV MI Krajankulon Kaliwungu Kendal? Permasalahan tersebut di bahas melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui 2 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi di kelas dan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan maupun data tentang gambaran, dengan penelitian tindakan ini akan diketahui peningkatan atau penurunan setelah tindakan kelas dilakukan persiklus. Kajian ini menunjukkan bahwa: 1 Pelaksanaan metode practice-rehearsal pair pada mata pelajaran bahasa Arab materi muhadatsah di kelas IV MI Krajankulon Kaliwungu Kendal dilakukan dengan mebagi siswa secara berpasangan untuk saling meneliti dialog pasangan dengan saling berganti peran sebagai demonstrator dan pengamat, hasil kerja pasangan tersebut di presentasikan di depan kelas. 2) Terjadi Peningkatan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Arab materi muhadatsah pada siswa kelas IV MI Krajankulon Kaliwungu Kendal setelah menerapkan metode practice-rehearsal pair, hal ini terlihat dari peningkatan tiap siklusnya yaitu pada tingkat hasil belajar nilai ketuntasan belajar pada pra siklus hanya 9 siswa atau 39,9% naik menjadi 13 siswa atau 59,1% dan di akhir siklus II menjadi 20 siswa atau 90,9%. Sedangkan keaktifan siswa juga mengalami kenaikan dimana pada pra siklus yang mendapat kategori baik dan baik sekali ada 9 siswa atau 40,9% naik menjadi 15 siswa atau 68,2% dan di akhir siklus II menjadi 21 siswa atau 95,4% ini berarti indikator yang ditetapkan yaitu 90% ke atas terpenuhi