Islamophobia dalam film Ayat-Ayat Cinta 2 (analisis semiotik)
Main Author: | Riyani dewi, Riyani dewi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12563/1/Skripsi_1401026057_Dewi%20riyani.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12563/ |
Daftar Isi:
- Film Ayat-Ayat Cinta 2 adalah salah satu film yang menampilkan isu internasional yaitu islamophobia. “Islamophobia” berarti bentuk ketakutan terhadap Islam. Banyak hal yang melatarbelakangi munculnya fenomena ini, salah satunya yang paling nampak di era masyarakat modern dewasa ini adalah masalah terorisme, yakni terjadinya beberapa aksi teror yang dilakukan oleh kelompok Islam tertentu, dengan mengatasnamakan Tuhan atas tindakan mereka. Indonesia adalah Negara yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam, tetapi tidak luput dari fenomena tersebut, hal itu membuat peneliti tertarik meneliti Islamophobia lewat media film, yaitu melalui film Ayat-Ayat Cinta 2 sebagai objek penelitian. Film Ayat-Ayat Cinta 2 ini tidak jauh dari realitas masyarakat sekarang, dimana Islamophobia adalah bentuk dari ketidaktahuan masyarakat Barat terhadap agama Islam. Mereka menganggap bahwa mayoritas orang Islam adalah seorang teroris, yang suatu saat dapat mengancam hidup mereka. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana bentuk Islamophobia yang ditampilkan dalam film Ayat-Ayat Cinta. Jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan yang penulis gunakan untuk mengetahui bagaimana bentuk Islamophobia adalah semiotik John Fiske. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi. Hasil penelitian terdapat bentuk Islamophobia dalam film Ayat- Ayat Cinta 2 diantaranya yaitu diskriminasi, kekerasan, dan hate speech. Bentuk tindakan diskriminasi yang ada pada film Ayat-Ayat Cinta 2 terdapat pada scene 10, yaitu termasuk kedalam diskriminasi secara langsung, dimana Fahri mendapatkan pembatasan hak kerja dengan dipaksa berhenti sebagai seorang dosen. Bentuk tindakan kekerasan terdapat pada scene 1 sampai 8, yaitu dari scene 1 sampai 8 semua masuk kedalam bentuk perilaku kekerasan emosional Verbal, dimana di scene 1 dan 2 fahri di sebut sebagai teroris berjas oleh seorang mahasiswanya, pada scene 3 Fahri juga di sebut bertanggung jawab atas tindakan teror oleh Kaira. Pada scene 4 seorang Jamaat di sebuah gereja menunjukan xi kebenciannya dengan memanggil Fahri dengan sebutan Amalek yang berarti bodoh deperti keledai. Pada scene 5 Baruch menunjukan kebencian kepada Fahri dengan mengatakan tidak mau berurusan dengan orang Islam. Dalam scene 6 dan 7 kebencian Jashon kepada orang Islam di lampiaskan kepada Fahri, dengan mengatakan bahwa semua orang Islam adalah seorang teroris. Pada scene 8 Baruch kembali menunjukan rasa bencinya kepada Fahri dengan menyebut bahwa Fahri adalah orang yang munafik dan derajatnya tidak lebih tinggi dari Baruch. Bentuk tindakan Hate Speech terdapat pada scene 9, yaitu terdapat ekspresi atau tidakan hasutan untuk menyakiti, membenci individu atau kelompok tertentu, tindakan tersebut dilakukan oleh Baruch yang di tunjukan kepada Fahri, sehingga Fahri harus di keluarkan secara paksa dari Universitan Edinburgh.