Pengaruh Budaya Konsumerisme Remaja Pekerja Pabrik Rokok Djarum terhadap Kedisiplinan Shalat Fardhu (Studi Kasus di Desa Kesambi Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus)
Daftar Isi:
- Masa remaja merupakan masa peralihan dan ketergantungan pada masa anak-anak ke masa dewasa, dan pada masa ini dituntut mandiri. Pendapat ini hampir sama dengan pernyataan Ottorank yang menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa perubahan yang drastis dari ketergantungan menjadi keadaan mandiri, bahkan masa remaja adalah masa di mana munculnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya fikir yang matang. Keberadaan remaja sekarang sudah masuk kecenderungan memiliki budaya konsumtif. Sehingga terpengaruh permainan pasar yang kemudian menjadi life style remaja. Life style seperti ini berakibat pada kacaunya manajemen terhadap kebutuhan, sehingga terjadinya konsumsi yang tidak wajar (melebihi kapasitas) dari kebutuhan. "Konsumerisme" perlu dibedakan dari "konsumsi". Sejarah manusia menunjukan dengan sejarah konsumsinya (dan produksi). Seperti dari tangan telanjang dan menggunakan sendok garpu dalam mengonsumsi makanan. Konsumsi berkaitan dengan pemakaian barang/jasa untuk hidup layak berdasarkan konteks sosio-ekonomis-kultural tertentu. Ia menyangkut kelayakan yang survive. Sedangkan konsumerisme lebih merupakan sebagai sebuah ideologi global baru. Konsumerisme merupakan paham atau aliran atau ideologi di mana seseorang atau pun kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Karakter lain dari kehidupan masyarakat modernisasi dan global adalah juga ditandai dengan proses estetisasi kehidupan, yakni menguatnya kecenderungan hidup sebagai proses seni sehingga mengimplikasikan aktivitas konsumsi atas sebuah produk bukan lagi berorientasi pada fungsi, tetapi simbol yang berkaitan dengan identitas dan status. Keadaan seperti inilah yang menjadikan remaja sekarang inkonsisten dengan melalaikan kebutuhan spiritualnya, agama diremehkan dan keyakinan kepada Allah berkurang. Kebutuhan akan Allah kadang tidak terasa apabila jiwa mereka merasa dalam keadaan aman, tenteram dan tenang tetapi sebaliknya Allah sangat dibutuhkan apabila mereka dalam keadaan kegelisahan, karena menghadapi bahaya mengancam ketika ia takut gagal atau mungkin juga karena merasa berdosa. Setidaknya budaya konsumerisme telah menggerogoti jiwa penerus bangsa Indonesia. Dengan tatanan moral yang mengkhawatirkan atas dampak dari budaya konsumerisme. Moral atas rasa candu pada kebutuhan manipulatif gaya hidup. Sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam agama islam terutama dalam ibadah wajib (salat Maktubah) kurang menjadi daya tarik. Bahkan dalam penelitian ini banyak ditemukan para remaja pekerja pabrik rokok yang menyepelekan kewajiban sebagai pemeluk agama islam. Jika nasib penerus bangsa seperti ini dibiar maka kerusakan jiwa pada remaja sedikit demi sedikit akan mengakibatkan meningkatnya ketidaksejahteraan lahir dan batin