Strategi adaptasi Jama’ah Asy-Syahadatain studi kasus di Desa Blimbing Kidul Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus
Main Author: | Na' im, Syafa'atun |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12230/1/SKRIPSI_1504036012_SYAFAATUN_NAIM.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12230/ |
Daftar Isi:
- Penulis menyusun skripsi ini berusaha untuk meneliti bagaimana strategi adaptasi jama’ah Asy-syahadatain di desa Blimbing Kidul. Karena jama’ah Asy-syahadatain di desa ini termasuk paling banyak di kabupaten Kudus. Selain itu, penulis mencoba mengetahui eksistensi jama’ah Asy-syahadatain di desa ini. Tujuannya adalah untuk mengetahui cara jama’ah Asy-syahadatain beradaptasi dengan lingkungan dan masyarakat sekitar. Dan juga untuk mengetahui eksistensi jama’ah Asy-syahadatain di desa Blimbing Kidul Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus. Untuk mengetahui tujuan tersebut penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-fenomenologis. Pendekatan ini digunakan untuk mendeskripsikan apa yang ada, baik mengenai sejarah, kejadian atau peristiwa yang pernah terjadi. Untuk mendapatkan informasi dalam penelitian ini dibutuhkan observasi lapangan dengan melakukan pengamatan, wawancara tokoh-tokoh jama’ah Asy-syahadatain dan dokumentasi berupa foto. Hasil dari penelitian ini adalah dapat ditarik kesimpulan jama’ah Asy-syahadatain di desa Blimbing Kidul Kudus dalam strategi beradaptasi melalui banyak hambatan hingga terjadinya sebuah konflik. Dalam mengatasi sebuah konflik yang terjadi jama’ah Asy-syahadatain pernah melakukan negosiasi terhadap konflik tersebut dan menghasilkan 3 hasil yang saling menguntungkan antar kelompok: Pertama, memisahkan tempat ibadah setelah terjadinya kerusuhan. Mbah Syaikhun memutuskan untuk memisahkan tempat ibadah dengan meminta pertimbangan atau pendapat para habib di Cirebon. Dengan hasil ini sangatlah menguntungkan kedua belah pihak karena dengan memisahkan tempat ibadah jama’ah Asy-syahadatain dapat khusyuk melakukan ibadahnya. Sedangkan, kelompok Islam lain akan rasa nyaman dalam beribadah. Kedua, masyarakat NU dan jama’ah Asy-syahadatain menyepakati aktivitas sosial keagamaan seperti hajatan atau slametan dilaksanakan setelah ashar. Ketiga, membentuk organisasi kepemudaan yang dinamakan IRJASI (ikatan remaja jama’ah Asy-syahadatain). Tujuan membentuk organisasi kepemudaan agar dapat membantu perkembangan jama’ah Asy-syahadatain secara positif di desa Blimbing Kidul. Dengan adanya IRJASI diharapkan remaja-remaja jama’ah Asy-syahadatain di desa ini menjadi tangguh tidak mudah terperdaya berita hoax.