Tabarruj dalam perspekif teori double movement Fazlur Rahman
Main Author: | Sa'adah, Nailis |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12213/1/SKRIPSI_1404026124_NAILIS_SAADAH.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12213/ |
Daftar Isi:
- Tabarruj merupakan tema yang tidak pernah usang untuk dibicarakan. Tabarruj merupakan tindakan seorang perempuan yang berhias diri dan menonjolkan bagian tubuh tertentu untuk memikat perhatian laki-laki. Jika tabarruj dibaca tanpa memahami konteks, maka cenderung sangat bias dan dan menimbulkan anggapan bahwa setiap perempuan yang berhias diri dan mengenakan pakaian yang tidak tertutup cenderung berniat mengundang perhatian laki-laki, sehingga dianggap wajar jika perempuan mendapatkan pelecehan seksual. Hal ini tentu tidak dapat dibenarkan, sebab banyak kasus pelecehan seksual juga terjadi pada perempuan berjilbab. Studi ini mengkaji ayat-ayat tabarruj secara historis dan mencari ideal moralnya agar dapat dipahami dan diterapkan untuk konteks sekarang. Kajian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode teori double movement Fazlur Rahman.Hasil analisis menunjukkan bahwa tabarruj merupakan buah dari interaksi antara perempuan dan laki-laki dalam konteks negatif sehingga dilarang oleh Islam. Dalam Islam, laki-laki dan perempuan mempunyai derajat yang sama di mata Allah Swt sehingga laki-laki dan perempuan sewajarnya bersikap wajar baik dalam berpakaian maupun tindakan. Solusi dari tabarruj seharusnya tidak dibebankan hanya kepada perempuan, laki-laki pun harus mengambil peran untuk mencegah tabarruj. Dengan memperoleh pendidikan seks sejak dini dan menciptakan lingkungan yang sehat secara mental maka tabarruj dapat terhindarkan.