Tantangan pendidikan dan kewirausahaan untuk Kota Semarang
Main Author: | Musahadi, Musahadi |
---|---|
Format: | Proceeding NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12162/1/Kewirausahaan%20dan%20Pendidikan%20for%20Colruyt.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12162/ |
Daftar Isi:
- Sebagaimana kewirausahaan melibatkan banyak entitas, perguruan tinggi juga tidak dapat melepaskan kerjasama dari berbagai pihak dalam upaya untuk mengembangkan spirit kewirausahaan ini. Kerjasama quartet, yakni antara pemerintah, lembaga keuangan, dunia usaha/industri dan universitas, perlu memainkan peran yang positif untuk bersinergi. Kerjasama keempatnya harus saling menguntungkan dengan motivasi pembangunan masyarakat. Dalam hal ini ada beberapa konsep riil yang dapat diupayakan implementasinya di masa mendatang. Pertama, pendanaan mahasiswa melalui kontrak kuliah. Banyak masyarakat yang kurang beruntung dari segi finansial tetapi mereka memiliki kecapakan intelektual yang bagus. Desainnya, calon mahasiswa dijaring dari kalangan lemah ekonomi itu untuk kemudian dikuliahkan melalu pendanaan tertentu, seperti dari lembaga keuangan dan dunia industri. Sebagai timbal balik, setelah mereka lulus kuliah dan bekerja, maka mereka mengangsur dana kuliah yang telah mereka gunakan. Konsep seperti ini merupakan konsep yang banyak ditemui di negara-negara jiran. Kedua, penyediaan permodalan, skill, dan marketing. Universitas dalam hal ini bertindak sebagai perantara antara alumni dengan pihak lain untuk membangun kerjasama yang saling menguntungkan. Dunia usaha/industri memperoleh kolega atau tenaga yang fresh dan qualified, sedangkan mahasiswa menghilangkan sedikit tingkat kesusahan dalam mencari network. Hal lain juga bisa dilakukan dengan memberikan training kewirausahaan yang melibatkan para pengusaha sukses sehingga pembelajaran dan motivasi dapat ditangkap sekaligus. Ketiga, pemagangan pada alumni yang telah menjadi wirausahawan. Kewirausahaan tidaklah monopoli alumni dari prodi tertentu, sehingga setiap perguruan tinggi dapat dipastikan memiliki alumni yang bergelut dalam jalur ini. Universitas dapat melakukan inventarisasi dan kemudian memagangkan para alumni ke tempat mereka. Hal ini tentu memiliki tiga keuntungan sekaligus, yaitu mengembangkan skill kewirausahaan melalui praktik, membangun networking, dan memperkuat jejaring alumni bagi universitas itu sendiri.