Respon masyarakat Desa Gambiran terhadap arah kiblat Masjid Baiturrahim Gambiran

Main Author: Anshori, Muhammad Ichwan
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12084/1/TESIS_1400028013_M_ICHWAN_ANSHORI.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12084/
ctrlnum 12084
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12084/</relation><title>Respon masyarakat Desa Gambiran terhadap arah kiblat Masjid Baiturrahim Gambiran</title><creator>Anshori, Muhammad Ichwan</creator><subject>297.265 Islam and natural science (Incl. Islamic Astronomy/Ilmu Falak)</subject><description>Menghadap kearah kiblat menjadi syarat sah bagi umat Islam yang hendak menunaikan shalat, baik salat fardu atau shalat-shalat sunat yang lain. Hal ini sudah ditentukan sejak zaman Rasulullah SAW. Rasulullah sendiri menurut ijtihadnya sebelum hijrah ke Madinah, dalam melakukan shalat selalu menghadap ke Bait al-Maqdis atau Masjid al-Aq&#x1E63;a sebagaimana dilakukan oleh nabi-nabi sebelumnya. Perilaku Rasulullah Saw ini kemudian menjadi sebuah tatanan syari&#x2019;at dalam fikih shalat yang merupakan salah satu syarat sah shalat. Oleh karenanya menghadap arah kiblat merupakan suatu keharusan baik dalam beribadah secara individu maupun berjama&#x2019;ah.&#xD; Urgensi menghadap arah kiblat dalam shalat ini kemudian menuntut bagi umat muslim untuk memperhatikan arah kiblat masjid-masjid atau mushola dalam rangka kesempurnaan ibadah. Salah satu masjid yang ada di Indonesia lebih tepatnya di Pati Jawa Tengah adalah masjid Baiturrahim Gambiran Pati Jawa Tengah. Masjid ini memiliki nilai historis yang tinggi sebagai salah satu masjid tertua di Jawa Tengah. Masjid ini dibangun pada tanggal 9 Oktober 1445. Umur masjid ini lebih tua 2 tahun dari masjid Agung Demak. Selain nilai historis yang melekat pada masjid Baiturrahim Gambiran Pati, masjid ini pun memiliki nilai &#x201C;keramat&#x201D; sebab dibangun oleh wali (sunan Kalijaga) layaknya masjid-masjid wali yang lainnya. &#xD; Berita polemik istbat arah kiblat masjid Agung Demak juga terjadi pada masjid Baiturrahim Gambiran Pati dalam hal pilihan antara arah kiblat versi sunan Kalijaga dan versi ilmu falak. Dengan dasar ini penulis mengadakan penelitian dengan pendekatan sosio historis dan dengan jenis penelitian kualitatif field research. Pasca dilakukan penelitian ternyata arah kiblat masjid Baiturrahim Gambiran Pati melenceng ke selatan sekitar 31&#xB0; dari arah bangunan asal menurut versi ilmu falak. Penulis dalam hal ini telah mengadakan verifikasi dan disampaikan kepada para saksi dari tokoh dan masyarakat sekitar, namun mereka tetap memilih untuk menggunakan arah kiblat asal yakni versi Sunan Kalijaga.&#xD; Hasil penelitian ini memaparkan alasan dan faktor yang melatar belakangi masyarakat Gambiran Pati dalam memilih arah kiblat versi Sunan kalijaga yang mengandung nilai mitos. Faktor tersebut antara lain; faktor nilai historis masjid Baiturrahim sebagai masjid wali dan juga sosok legendaris dari Sunan Kalijaga. Faktor sosio kultural masyarakat Gambiran Pati yang notabene berprofesi sebagai petani serta ketergolongannya Pati sebagai salah satu kabupaten wilayah Jawa Tengah yang akrab dan harmoni dengan mistis kejawen.</description><date>2018-07-13</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><rights>cc_by_nc_nd</rights><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12084/1/TESIS_1400028013_M_ICHWAN_ANSHORI.pdf</identifier><identifier> Anshori, Muhammad Ichwan (2018) Respon masyarakat Desa Gambiran terhadap arah kiblat Masjid Baiturrahim Gambiran. Masters thesis, UIN Walisongo. </identifier><recordID>12084</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author Anshori, Muhammad Ichwan
title Respon masyarakat Desa Gambiran terhadap arah kiblat Masjid Baiturrahim Gambiran
publishDate 2018
isbn 9781400028016
topic 297.265 Islam and natural science (Incl. Islamic Astronomy
Ilmu Falak)
url https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12084/1/TESIS_1400028013_M_ICHWAN_ANSHORI.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12084/
contents Menghadap kearah kiblat menjadi syarat sah bagi umat Islam yang hendak menunaikan shalat, baik salat fardu atau shalat-shalat sunat yang lain. Hal ini sudah ditentukan sejak zaman Rasulullah SAW. Rasulullah sendiri menurut ijtihadnya sebelum hijrah ke Madinah, dalam melakukan shalat selalu menghadap ke Bait al-Maqdis atau Masjid al-Aqṣa sebagaimana dilakukan oleh nabi-nabi sebelumnya. Perilaku Rasulullah Saw ini kemudian menjadi sebuah tatanan syari’at dalam fikih shalat yang merupakan salah satu syarat sah shalat. Oleh karenanya menghadap arah kiblat merupakan suatu keharusan baik dalam beribadah secara individu maupun berjama’ah. Urgensi menghadap arah kiblat dalam shalat ini kemudian menuntut bagi umat muslim untuk memperhatikan arah kiblat masjid-masjid atau mushola dalam rangka kesempurnaan ibadah. Salah satu masjid yang ada di Indonesia lebih tepatnya di Pati Jawa Tengah adalah masjid Baiturrahim Gambiran Pati Jawa Tengah. Masjid ini memiliki nilai historis yang tinggi sebagai salah satu masjid tertua di Jawa Tengah. Masjid ini dibangun pada tanggal 9 Oktober 1445. Umur masjid ini lebih tua 2 tahun dari masjid Agung Demak. Selain nilai historis yang melekat pada masjid Baiturrahim Gambiran Pati, masjid ini pun memiliki nilai “keramat” sebab dibangun oleh wali (sunan Kalijaga) layaknya masjid-masjid wali yang lainnya. Berita polemik istbat arah kiblat masjid Agung Demak juga terjadi pada masjid Baiturrahim Gambiran Pati dalam hal pilihan antara arah kiblat versi sunan Kalijaga dan versi ilmu falak. Dengan dasar ini penulis mengadakan penelitian dengan pendekatan sosio historis dan dengan jenis penelitian kualitatif field research. Pasca dilakukan penelitian ternyata arah kiblat masjid Baiturrahim Gambiran Pati melenceng ke selatan sekitar 31° dari arah bangunan asal menurut versi ilmu falak. Penulis dalam hal ini telah mengadakan verifikasi dan disampaikan kepada para saksi dari tokoh dan masyarakat sekitar, namun mereka tetap memilih untuk menggunakan arah kiblat asal yakni versi Sunan Kalijaga. Hasil penelitian ini memaparkan alasan dan faktor yang melatar belakangi masyarakat Gambiran Pati dalam memilih arah kiblat versi Sunan kalijaga yang mengandung nilai mitos. Faktor tersebut antara lain; faktor nilai historis masjid Baiturrahim sebagai masjid wali dan juga sosok legendaris dari Sunan Kalijaga. Faktor sosio kultural masyarakat Gambiran Pati yang notabene berprofesi sebagai petani serta ketergolongannya Pati sebagai salah satu kabupaten wilayah Jawa Tengah yang akrab dan harmoni dengan mistis kejawen.
id IOS2754.12084
institution Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
affiliation ptki.onesearch.id
institution_id 53
institution_type library:university
library
library Perpustakaan UIN Walisongo Semarang
library_id 93
collection Walisongo Repository
repository_id 2754
subject_area Systems, Value, Scientific Principles/Sistem-sistem dalam Agama, Nilai-nilai dalam Agama,
Islam/Agama Islam
Philosophy and Theory of Social Science/Filsafat dan Teori Ilmu-ilmu Sosial
city SEMARANG
province JAWA TENGAH
repoId IOS2754
first_indexed 2022-03-02T06:39:20Z
last_indexed 2022-09-12T06:35:54Z
recordtype dc
_version_ 1765821650525224960
score 17.13294