Pembentukan konsep diri positif dalam perspektif pendidikan islam
Main Author: | Suwartini, Suwartini |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2007
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11790/1/3100020fullpdf.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11790/ |
Daftar Isi:
- Tujuan penelitian ini ialah untuk menjawab permasalahan: 1) Apakah maksud konsep diri positif itu, 2) bagaimana konsep pendidikan Islam, dan bagaimana pembentukan konsep diri positif dalam perspektif pendidikan Islam. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan bentuk library research, yaitu suatu riset kepustakaan murni. Adapun untuk menganalisis keseluruhan data yang terkumpul, penulis menggunakan metode deskriptif analitis, dengan pendekatan berfikir rasionalistik. Hasil penelitian ini dapat dideskripsikan secara singkat sebagai berikut: Konsep diri adalah cara individu memahami secara keseluruhan tentang dirinya yaitu “aku yang disadari” atau pandangan individu itu sendiri tentang dirinya dan “aku social” atau aku menurut orang lain yaitu pandangan individu tentang bagaimana orang lain memandang atau menilai dirinya. Adapun unsurunsur dalam konsep diri meliputi: a) penampilan fisik (phycical appearance), b) tingkah laku sosial, dan c) jenjang pendidikan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi konsep diri diantaranya; orang tua, guru, teman sebaya dan masyarakat. Adapun pendidikan Islam merupakan proses mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi anak didik sesuai dengan ajaran Islam, baik berdasarkan Al-Qur’an maupun Hadis sebagai sumber utamanya. Kemudian jika tidak ditemukan aturan yang bersifat teknis, sering juga dikembangkan dengan ijtihad, al-maslahah al-mursalah, istihsan, qiyas, dan sebagainya. Sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam yaitu terwujudnya kepribadian muslim. Pembentukan konsep diri positif dalam perspektif pendidikan Islam, yakni seseorang perlu mengetahui potensi yang ada pada dirinya, baik jasmani (fisiknya) maupun ruhaninya. Menurut al-Quran, pada dasarnya manusia memiliki dua potensi diri (nafs); yakni potensi untuk berbuat kebaikan dan keburukan, inilah potensi manusia untuk membentuk konsep diri. Untuk membentuk konsep diri positif dalam pendidikan Islam terdapat enam (6) faktor yang sangat mempengaruhinya, yaitu: (1) pengaruh orang lain, (2) pengaruh kelompok rujukan, (3) pengaruh persangkaan diri, (4) pengaruh mau membuka diri, (5) pengar percaya diri, dan 6) pengaruh selektivitas. Keenam faktor tersebut perlu diperhatikan dan dikembangkan dalam membentuk konsep diri yang positif. Adapun aplikasinya bisa melalui pembiasaan pendidikan Islam dalam kehidupan sehari-hari. Adapun implementasi konsep diri positif dalam pendidikan Islam, bisa melalui lima (5) sub model, yaitu: (1) penjernihan nilai atau aktif menilai diri, (2) identitas diri, (3) pengambilan keputusan, (4) pelatihan pemecahan masalah, dan sub model terakhir (5) pengarahan diri. Kelima sub model pembelajaran tersebut terfokus pada persoalan jati diri, identitas diri, dan atau masalah konsep diri manusia atau peserta didik.