Studi analisis pendapat Imam Syafi’i tentang thalaq isyarat bagi orang bisu

Main Author: Fatmawati, Ana
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11706/1/2102089_ANA_FATMAWATI.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11706/
Daftar Isi:
  • Perkawinan pada dasarnya adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami dan istri dengan memenuhi prasyarat dan rukun yang telah ditentukan dengan tujuan untuk membentuk suatu keluarga atau rumah tangga yang bahagia. Perkawinan mempunyai tujuan membentuk keluarga bahagia, bahagia yang kekal, serta ketenangan lahir dan batin. Namun, dalam perjalanan kehidupan berkeluarga, tidak semua citi-cita luhur itu berjalan mulus sesuai dengan tujuan dan hakikat perkawinan. Realita tersebut dapat diketahui melalui banyaknya kasus perceraian yang terjadi di Pengadilan Agama dari tahun ke tahun. Perceraian (thalaq) adalah alternatif terakhir yan tidak dapat dihindarkan dari perselisihan rumah tangga mereka. Setelah melalui perjalanan dan perjuangan yang panjang, untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga mereka yang kadang harus "roboh" di tengah jalan karena permasalahan-permasalahan yang tidak dapat dicarikan solusi lagi kecuali harus menempuh jalan thalaq. Meskipun dalam sisi lain, thalaq merupakan dimensi perbuatan halal tetapi hal tersebut dibenci oleh Allah. Kejadian thalaq dari suami kepada istri secara umum menggunakan bahasa yang jelas, tutur kata yang dapat difahami. Namun, yang menjadi pertanyaan berikutnya bagaimana dengan kasus seorang suami bisu yang menthalaq istrinya?. Bagaimana para ulama —beserta istinbathnya— mengomentari kasus di atas, lebih-lebih pendapat imam Syafi'i sebagai madzhab terbesar yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Untuk mengetahui lebih jauh pendapat dan jawaban Imam Syafi'i dan istinbathnya, maka dari itu, kerangka metodologi yang dipakai adalah pendekatan kualitatif untuk mendapatkan gambaran pola-pola thalaq. Dan library research sebagai sumber data kepustakaan yang melandasi konsep thalaq serta dokumen-dokumen lainnya sebagai sumber data. Dan juga pendekatan deskriptif terutama content analysis untuk menganalisa datanya. Imam syafi'i dalam kasus ini lebih cenderung "merestui" terjadinya perceraian sebagai bentuk upaya menghilangkan ambiguitas makna yang ditimbulkan dari isyarat yang digunakan suami untuk menthalaq istrinya.