Pengaruh intensitas puasa Senin dan Kamis terhadap kecerdasan emosional santri di Pondok Pesantren Putri Al-Hikmah Pedurungan Lor Semarang
Main Author: | Zamrotun, Siti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2008
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11653/1/4103041_SITI_ZAMROTUN.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11653/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilakukan oleh Siti Zamrotun (4103041) dan berjudul Pengaruh Intensitas Puasa Senin Kamis terhadap Kecerdasan Emosional Santri Putri Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas puasa Senin Kamis terhadap kecerdasan emosional santri putri di pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara, dokumentasi, dan observasi. Sedangkan analisis datanya menggunakan metode deskripsi kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwasanya puasa Senin Kamis yang dilaksanakan oleh santri putri merupakan kegiatan yang dilakukan atas dasar keinginan sendiri dan bukan merupakan program pondok. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, pondok pesantren memberikan dukungan berupa penyediaan makanan berbuka sebagai konsekuensi dari ketidakikutsertaan santri dalam kegiatan makan sore. Meskipun bukan merupakan program pondok, para santri sangat termotivasi untuk melaksanakan puasa Senin Kamis. Hal ini dikarenakan awal mula mereka berpuasa adalah untuk mengantisipasi kebutuhan ekonomi serta untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sekaligus memperbaiki moralitas. Melalui analisis yang dilakukan penulis didapatkan bahwasanya pelaksanaan puasa Senin Kamis memberikan pengaruh terhadap kecerdasan emosional para santri putri Pondok Pesantren al-Hikmah Pedurungan Semarang. Pengaruh tersebut disebabkan oleh adanya unsur-unsur syari’at yang berkaitan dengan larangan yang harus dihindari oleh orang yang berpuasa. Larangan-larangan tersebut, menurut penulis, telah mampu membangun dan membentuk aspek-aspek kecerdasan emosional yang meliputi aspek kesadaran diri, aspek motivasi, dan aspek ketrampilan sosial. Selain faktor syari’at, keberhasilan tersebut juga tidak lepas dari adanya unsur “keistimewaan” yang terdapat pada hari Senin dan Kamis, di mana pada kedua hari tersebut amal perbuatan manusia diangkat oleh Allah, sehingga manakala amal perbuatan diangkat ketika seseorang dalam keadaan beribadah, maka secara tidak langsung Allah akan memberikan kelebihan kepada keimanan seseorang tersebut melalui ketenangan jiwanya (ar-Ra’du : 28). Keistimewaan lainnya adalah hari Senin merupakan hari turunnya “hidayah” bagi kehidupan manusia, yakni melalui lahirnya Nabi Muhammad dan turunnya al-Qur’an, oleh karenanya apabila manusia banyak beribadah pada hari Senin maka akan lebih terbuka baginya untuk menerima hidayah tersebut. Dengan demikian, pelaksanaan Puasa Senin Kamis akan sangat membantu dalam membentuk kecerdasan emosional karena didukung dengan adanya larangan puasa yang berhubungan dengan unsur kecerdasan emosional sekaligus karena jaminan turunnya hidayah pada hari Senin.