Konsep memuliakan guru menurut Al-Zarnuji dalam kitab Ta'lim al-Muta'allim

Main Author: Saihat, Hilyatus
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11512/1/3103071_Hilyatus_Saihat.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11512/
Daftar Isi:
  • Hilyatus Saihat (NIM: 3103071), Konsep Memuliakan Guru Menurut al-Zarnuji dalam Kitab Ta'lim Al-Muta'allim. Skripsi. Semarang: Program Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo, 2008. Penelitian ini bertujuan un mengetahui : 1. Pemikiran al-Zarnuji tentang konsep memuliakan guru yang tertulis dalam kitab Ta'lim al-Muta'allim. 2. Relevansi dan aktualisasi pemikiran al-Zarnuji tentang konsep memuliakan guru terhadap kondisi pendidikan sekarang ini. Penelitian ini menggunakan metode riset perpustakaan (library research) dengan teknik content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa pemikiran al-Zarnuji dalam kitab Ta'lim al-Muta'allim yang memberi acuan terhadap bagaimana memuliakan seorang guru yaitu (1) Murid tidak akan memperoleh ilmu yang manfaat tanpa adanya pengagungan dan pemuliaan terhadap ilmu dan orang yang mengajarnya (guru) menjadi semangat dan dasar adanya penghormatan murid terhadap guru. Posisi guru yang mengajar ilmu. Walaupun hanya satu huruf dalam konteks kegunaan disebut sebagai bapak spiritual, sehingga kedudukan guru sangat terhormat dan tinggi yang memberi konsekuensi bagi sikap dan perilaku murid sebagai manifestasi penghormatan terhadap guru. Hakikat memuliakan guru menurut al-Zarnuji adalah ditempatkannya guru pada posisi yang tinggi, sehingga harus dihormati dan ditakdhimi dalam segala hal, baik dalam situasi pendidikan formal maupun non formal (lingkungan sosial kemasyarakatan). Bentuk penghormatan tersebut dapat direalisasikan melalui sikap dan prilaku sehari-hari serta dalam wujud materi (finansial). (2) Relevansi dari konsep memuliakan guru dalam dunia pendidikan saat sekarang ini adalah pemahaman terhadap pemikiran al-Zarnuji yang signifikan yang bernafas pada etika religius, dengan mengambil nilai-nilai serta pesan yang terkandung dalam aturan-aturan tersebut, yaitu penggalian dan penghidupan kembali nilai-nilai etika dalam proses pendidikan dan menjadikannya sebagai dasar pembentukan akhlak. Hal ini menjadi indikator dan prasayarat keberhasilan pendidikan serta landasan dalam membina hubungan yang harmonis antara guru dengan murid yang berorientasi pada hubungan yang etis humanitis. Sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Th. 2003 dan aktualisasinya dapat dilakukan oleh berbagai pihak baik murid, orang tua, guru maupun tenaga kependidikan yang lain. Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.