Strategi Sie Kerohanian Islam dalam Pembentukan Karakter Kepemimpinan pada Siswa Tahun 2011/2012 Studi Kasus Rohis di SMA Negeri 3 Semarang
Daftar Isi:
- Karakter kepemimpinan tidak lahir dengan sendirinya melainkan dibangun dan dibentuk oleh pilar-pilar pendidikan yaitu keluarga, sekolah, organisasi dan masyarakat. Karakter kepemimpinan pada siswa sangat diperlukan karena dengan adanya karakter tersebut siswa dapat lebih bijaksana dalam mengatasi masalah hidupnya, selain untuk diri sendiri karakter kepemimpinan sangat diperlukan bagi sebuah kelompok dalam melaksanakan kegiatan dalam kelompok tersebut. Sie Kerohanian Islam (ROHIS) di SMA Negeri 3 berusaha untuk membantu siswa dalam membentuk karakter kepemimpinan. oleh karena itu disusunlah strategi- strategi dalam pembentukan karkter kepemimpinan siswa, dalam penyusunan strategi tidak lepas dari dukungan dari pihak sekolah dan dalam melaksanakannya ROHIS juga mempunyai beberapa hambatan dan tantangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertama, strategi ROHIS dalam pembentukan kepemimpinan pada siswa. Kedua, hambatan dan tantangan ROHIS dalam pembentukan kepemimpinan pada siswa. Ketiga, dukungan sekolah terhadap ROHIS dalam pembentukan karakter kepemimpinan pada siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan manajemen dakwah. Spesifikasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan strategi ROHIS dalam pembentukan kepemimpinan pada siswa. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pertama, strategi yang digunakan ROHIS dalam pembentukan karakter kepemimpinan pada siswa meliputi: pelatihan kepemimpinan yang terdiri dari beberapa tahap; Latihan Kepemimpinann Siswa Muslim I (LKSM I), Latihan Kepemimpinan Siswa Muslim II (LKSM II), pra Latihan Dasar Kepemimpinan (pra LDK), Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), pelibatan anggota dalam panitia kegiatan, merutinkan mentoring untuk penguatan rohani dan pembentukan kepribadian islami siswa, dan merutinkan kajian Islam untuk pembentukan kepribadian islami siswa. Kedua, hambatan dan tantangannya adalah: Pengurus dan anggota yang mempunyai double job, kurangnya minat siswa untuk berorganisasi, administrasi yang kurang baik, waktu yang terbatas, kurangnya kepercayaan orang tua siswa dan perubahan zaman. Ketiga, sekolah sebagai penentu kebijakan adanya organisasi tentu saja mendukung kegiatan ROHIS, adapun bentuk dukungannya adalah sebagai berikut: Sarana dan prasarana, pencitraan, sumbangsih saran dan nasehat, perizinan kegiatan dan finansial.