Pengelolaan dana Yayasan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang tahun 2005 – 2007 analisis manajemen dakwah
Main Author: | Efriyadi, Efriyadi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2008
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11234/1/1101012_Efriyadi_Skripsi.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11234/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini berjudul Pengelolaan Dana Yayasan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang Tahun 2005 – 2007 (Analisis Manajemen Dakwah). Permasalahan dalam skripsi ini adalah 1) Bagaimana pengelolaan dana di Yayasan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang Tahun 2005 - 2007? 2) Apa faktor penghambat dan pendukungnya? Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dan ada dua sumber data penting yakni sumber data primer dan sumber data sekunder. Namun karena ini juga termasuk penelitian field research yakni di Yayasan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang, maka dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Dan juga peneliti menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisa data yang ada. Adapun kesimpulan dari skripsi ini adalah 1) Pemasukan atau pendapatan dana Yayasan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang Tahun 2005 - 2007 adalah dari donatur tetap, sumbangan masyarakat, subsidi dari pemerintah melalui Dinso (Dinas Sosial) Jateng, Yayasan Dharmais dan subsidi BBM. Pengelolaan dana panti asuhan bersifat tertutup karena hanya pengurus dan pengasuh saja yang boleh mengetahui arus keuangan panti asuhan. Namun demikian laporan dana baik pemasukan maupun pemanfaatnya dilakukan secara transparan 2) Faktor Pendukung terdiri dari dukungan dari lembaga keorganisasian dan pemerintah dan empati masyarakat. Sedangkan faktor penghambat di antaranya adalah dari jati diri lembaga (kurang sinkronnya visi dan misi dengan kenyataan yang ada dan Tujuan lembaga kurang terealisir dengan baik), manajemen lembaga (Kurang mengenal strategic planning (perencaan strategi yang kurang begitu dipahami oleh pengelola/ pengurus, pembagian job tumpang tindih, termasuk peran, fungsi dan tugas dan pengurus/pengelola sering bekerja sendiri), Kurangnya dilakukan audit oleh akuntan publik, apalagi mempublikasikan hasit audit tersebut), program pendayagunaan. Program tidak didasarkan pada activity plan, meskipun hanya mematok target serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi.