Kelayakan pos observasi bulan bukit Syeh Bela Belu Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai tempat Rukyatul Hilal
Daftar Isi:
- Rukyatul hilal selalu dilakukan oleh organisasi keislaman dan Pemerintah Indonesia terutama pada penentuan awal Ramadan, Syawal dan Zulhijah, akan tetapi keberhasilannya masih minim. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rukyatul hilal yaitu; faktor hilal, tempat rukyat dan pengamat. Skripsi ini terfokus pada pembahasan tentang kelayakan tempat rukyatul hilal, karena pada saat pengamatan hilal, tidak setiap tempat pengamatan dapat berhasil melihat hilal. Bertolak dari itu, penulis menyusun skripsi ini karena ingin mengetahui bagaimana latar belakang perekomendasian dan tingkat kelayakan tempat rukyat di Pos Observasi Bulan Bukit Syeh Bela Belu Yogyakarta dari aspek geografis, meteorologis dan klimatologis. Metode penelitian penulis bersifat field reseacrh dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitik verifikatif dalam menganalisis data, penulis melakukan penelitian dengan observasi lapangan sebagai sumber data primer dan sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh penulis dari BMKG, data hasil rukyatul hilal dari BHR Kementrian Agama Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan data tertulis lainnya, kemudian diambil kesimpulan dengan melihat kelebihan dan kekurangan objek yang diteliti dan memverifikasi dengan parameter geografis, meteorologis dan klimatologis tempat rukyatul hilal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perekomendasian tempat rukyatul hilal dilakukan oleh Tim survei dari Badan Hisab dan Rukyat dengan latar belakang perekomendasian bahwa Pos Observasi Bulan Bukit Syeh Bela Belu memenuhi parameter primer yaitu, ufuk barat dan visibility horizon azimuth 240o sampai dengan 300o tidak terhalang apapun. Hasil analisis penulis dari aspek geografis, meteorologis dan klimatologis Pos Observasi Bulan Bukit Syeh Bela Belu, menyimpulkan bahwa tempat tersebut layak untuk dijadikan tempat rukyatul hilal karena telah memenuhi parameter kelayakan tempat rukyatul hilal yang terdiri atas parameter primer, yaitu; ufuk dengan azimuth 240o sampai dengan 300o tidak terhalang apapun, bebas dari polusi permanen industri dan transportasi, mempunyai cuaca yang relatif baik, juga parameter sekunder yaitu; aksesbilitas transportasi, akomodasi dan komunikasi yang terjangkau.