Studi tentang konsumerisme dan gaya hidup santri di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Tugurejo Kec. Tugu Kota Semarang
Main Author: | Purnomo, Adi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/10332/1/ADI%20PURNOMO___134111008.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/10332/ |
Daftar Isi:
- Sebuah penelitian tentang Budaya Konsumerisme di Kalangan Pondok Pesantren (Studi Gaya Hidup di Pondok Pesantren Raudlotut Thalibin Tugurejo Tugu Semarang) Proses Penelitian ini bertujuan Untuk: (1) Mengetahui bagaimana budaya konsumerisme di pondok pesantren Raudlotut Thalibin Tugurejo Tugu Semarang (2) Menganalisis fenomena masa kini secara filosofis, terutama dalam budaya konsumerisme di pondok pesantren Raudlotut Thalibin Tugurejo Tugu Semarang Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis yang merupakan sebuah pendekatan logika-logika serta teori-teori yang sesuai dengan lapangan. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif yang mengacu pada analisis data secara induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: santri mahasiswa di Pondok Pesantren Raudhlotut Thalibbin terpengaruh oleh semiotic, simulacra, dan hyperreality yang disinggung oleh tokoh pemikir filsafat Barat yakni Jean Baudrillard. Konsumsi yang terjadi di Pondok Pesantren Raudlotut Thalibin menunjukkan berbagai kode atau tanda yang ada pada barang konsumsi santri. Kode atau tanda pada barang konsumsi santri memberikan pembeda pada diri santri masing-masing, meskipun pada hakikatnya barang konsumsi mereka yakni handphone memiliki kegunaan yang sama yaitu komunikasi, tetapi dari tanda atau kode yang dibawa handphone mereka sangat mempengaruhi kehidupan sosial mereka. Serta hasil penelitian lainnya, yang berdasarkan pemikiran Jean Baudrillard telah memperlihatkan bagaimana kondisi konsumsi yang dibutuhkan orang hari ini, bahwa hiperrealitas telah mengalahkan realitas, yang mana massa menjadi alat kekuasaan yang dapat mengekspresikan kesenangan, kebutuhan, serta gaya hidup. Dan di Pondok Pesantren Raudlotut Thalibin terlihat adanya dampak dari massa yang menjadi daya tarik konsumsi yang tidak hanya sekedar kebutuhan semestinya.