Studi analisis penentuan waktu raṣdu al-qiblah harian bintang menggunakan Astrolabe RHI
Main Author: | Yanto, Muhamad Firli |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/10330/1/SKRIPSI%20LENGKAP-dikonversi.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/10330/ |
Daftar Isi:
- Pengukuran arah kiblat pada saat ini sangatlah mudah untuk ditentukan dengan alat yang ketelitiannya menit derajat sekalipun (Theodolit). Namun, kebanyakan alat pengukur arah kiblat yang penulis amati saat ini acuannya masih kepada Matahari. Sedangan kita ketahui bahwa tidak setiap waktu, Matahari dapat bersinar cerah sehingga dapat dimanfaatkan sinarnya. Untuk itu, perlu adanya alat alternatif jika alat yang membutuhkan Matahari tidak dapat dioperasikan. Setelah penulis menelaah, Astrolabe RHI dengan penambahan fungsi berupa garis azimuth kiblatnya yang mampu memberikan informasi waktu raṣdu al-qiblah harian bintang, sehingga ketika pengukuran terhambat karena Matahari tertutup awan dapat menggunakan Astrolabe RHI sebagai opsinya Dari permasalah tersebutlah, penulis berupaya untuk mengetahui: 1) Bagaimanakah penentuan waktu raṣdu al-qiblah harian bintang Astrolabe RHI, dan 2) Bagaimanakah keakurasian Astrolabe RHI dalam menentukan waktu raṣdu al-qiblah harian bintang. Adapun penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif yang mendeskripsikan Astrolabe RHI dalam menentukan waktu dan menetapkan arah kiblat raṣdu al-qiblah harian bintang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui praktek penelitian di lapangan (field research) yakni menggunakan Astrolabe RHI sebagai data primer dengan metode observasi partisipan dan eksperimen. Sedangkan data sekunder berasal dari literatur dan dokumen yang berupa buku, tulisan ataupun makalah yang berkaitan dengan bahasan raṣdu al-qiblah. Metode analisis deskriptif digunakan dalam tulisan ini untuk menguraikan secara astronomis dan matematis, sedangkan analisis komparatif di gunakan dengan tujuan membandingkan hasil yang diperoleh dengan perhitungan kontemporer dan data dari Ephemeris. Dari penelitian dan praktek di lapangan, Astrolabe RHI hanya selisih mulai dari 2’ Busur hingga 1° Busur. Arah kiblat yang selisih tidak lebih dari 2° bukanlah hal yang sangat berpengaruh dan ditoleril. Dari perbedaan hasil tersebut, penulis menganalisa dan aspek yang menyebabkan selisih hasil waktu dan arah raṣdu al-qiblah di antaranya adalah 1) Selisih Data Equation of Time 2 hingga 40 detik busur, 2) Azimuth kiblat waktu raṣdu al-qiblah harian bintang selisih mulai dari 3 sampai 40 menit dari data Stellarium. Itulah yang sampai saat ini baru penulis dapatkan hal-hal yang memungkinkan menjadi penyebab terjadinya perselisihan hasil, selain kesalahan dan kelalaian observer dalam mempraktikan Astrolabe dalam menentukan dan menetapkan arah kiblat dengan metode raṣdu al-qiblah harian bintang.