Perspektif tokoh-tokoh ilmu falak tentang syafaq dan implikasinya terhadap penentuan awal waktu salat isya
Main Author: | Ramadhani, Rida |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/10311/1/SKRIPSI%20FULL.pdf https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/10311/ |
Daftar Isi:
- Di Indonesia, polemik muncul ketika majalah Qiblati melansir pernyataan bahwa salat subuh di Indonesia terlalu pagi, kajian serupa dirasa perlu dilakukan pada waktu Syafaq karena hilangnya syafaq al-ahmar menjadi penentu awal waktu salat Isya ini merupakan fenomena simetris dengan waktu Subuh. Karena ketiadaan penjelasan mengenai konsep serta implikasi tentang syafaq, maka peran para tokoh Ilmu Falak sangat penting untuk memberikan penjelasan dan keterangan tentang fenomena ini dan bagaimana implikasinya terhadap awal waktu salat, khususnya salat Isya. Penelitian ini membahas: 1.) Bagaimana kajian Syafaq dalam tinjauan fikih dan astronomi dan 2.) Bagaimana pendapat tokoh-tokoh ilmu falak tentang implikasi fenomena Syafaq terhadap penentuan awal waktu salat Isya. Adapun tujuan penelitian ini adalah 1.) Untuk mengetahui kajian Syafaq dalam tinjauan fiqih dan astronomi. 2.) Untuk mengetahui pendapat tokoh-tokoh ilmu falak tentang implikasi fenomena Syafaq terhadap penentuan awal waktu salat isya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Field Research (penelitian lapangan), Berdasarkan metode analisis penelitian, penelitian ini adalah penelitian Kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Sumber primernya adalah wawancara dengan tokoh-tokoh Ilmu Falak untuk mengetahui bagaimana perspektif mereka tentang gerhana bulan penumbra beserta implikasinya. Sumber sekundernya adalah data-data yang valid dari penelitian-penelitian sebelumnya tentang syafaq, buku-buku, yang berkaitan dengan syafaq. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan perspektif tokoh Ilmu Falak tentang kajian syafaq dan implikasinya terhadap penentuan awal waktu salat Isya. Penemuan hasil penelitian ini adalah: Pertama, dalam memaknai syafaq tokoh-tokoh Ilmu Falak mempunyai perspektif yang sama, yakni syafaq adalah suatu peristiwa astronomi yang timbul akibat dari segi astronomis dan meteorologis. Kedua, menurut tokoh-tokoh Ilmu Falak, syafaq memiliki implikasi terhadap penentuan awal waktu salat Isya karena dalil yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan Hadits yang sudah jelas dan kuat kedudukannya dan juga didukung dengan penelitian astronomis yang sudah dilakukan oleh para ahli. Hal ini seperti yang terdapat dalam kata غَسَقِ ٱّلَّيلِّ dalam al-Qur‟an dan إ ذا غا ب الشَّف ك الأ حْ م ر dalam hadits Nabi Saw. yang menjadi patokan dalam argumentasi mereka yang kemudian, jika diartikan dari kedua kata tersebut adalah sama dengan gelap malam. Gelap malam yang menjadi patokan penentuan awal waktu Isya muncul ketika hilangnya syafaq ahmar dan mulai bermunculan bintang-bintang di langit. Para tokoh juga sepakat bahwasanya al-syafaq al-ahmar atau mega merah itu sama dengan Astronomical Twilight karena secara astronomis, syafaq menghilang pada saat Matahari berada pada ketinggian -18o (sesuai dengan kriteria yang dipakai di Indonesia sampai saat ini). Hal ini dikarenakan batas tahapan Astronomical Twilight adalah antara -12o hingga -18o.