PENGEMBANGAN AGROWISATA BERKELANJUTAN BERBASIS KOMUNITAS DI KOTA BATU, JAWA TIMUR

Main Author: , Sri Endah Nurhidayati
Format: Article NonPeerReviewed
Terbitan: [Yogyakarta] : Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada , 2012
Online Access: https://repository.ugm.ac.id/95390/
http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=3208
Daftar Isi:
  • <p>Community Based Tourism (CBT) atau pariwisata berbasis komunitas/masyarakat merupakan strategi pembangunan yang menggunakan pariwisata sebagai alat untuk memperkuat komunitas lokal.<br /> Penelitian ini bertujuan sebagai berikut mengaji penerapan prinsip-prinsip Community Based Tourism (CBT) dalam pengembangan agrowisata di Kota Batu dan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi penerapan prinsip CBT Penelitian ini menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Lokasi penelitian ditetapkan secara purposive di Kota Batu, Jawa Timur. Unit analisis penelitian ini dua spektrum individu dan institusi (kelembagaan). Pengumpulan data primer dengan wawancara, wawancara mendalam, dan observasi. Data sekunder dikumpulkan dari data yang terdapat di stakeholder terkait (SKPD dan Pemerintah kecamatan/Desa). Analisis data dalam penelitian adalah analisis kuantitatif (statistik) dan kualitatif (analisis konten dan interaktif). Penerapan prinsip ekonomi CBT dalam pengembangan agrowisata berkaitan dengan terciptanya pekerjaan yang menyerap tenaga kerja lokal, pengembangan usaha sektor pariwisata, dan peningkatan pendapatan komunitas yang berasal dari belanja wisata.<br /> Penerapan prinsip sosial CBT dalam pengembangan agrowisata ditandai dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat dapat diukur dari persepsi komunitas tentang pengembangan agrowisata yang merefleksikan peningkatan kualitas hidup, kepuasan komunitas, serta keterlibatan individu dan organisasi/kelembagaan setempat. Pengembangan agrowisata berdampak pada perubahan nilai sosial tentang tamu, nilai menyambut tamu, perlakuan terhadap tamu, dan filosofi tentang penerimaan tamu. Dari aspek gender agrowisata menghasilkan segregasi kerja sektor pariwisata, pelabelan (stereotype) dan beban kerja ganda pada perempuan.<br /> Penerapan prinsip budaya CBT mengindikasi pengembangan agrowisata tidak menguatkan seluruh aspek sosial kapital. Interaksi wisatawan dan komunitas menghasilkan kontak dan pertukaran nilai budaya, menghasilkan pengetahuan baru bagi komunitas dan penerimaan simbol modernitas dari luar komunitas.<br /> Penerapan prinsip politik CBT dalam pengembangan agrowisata menunjukkan adanya penguatan peran dan fungsi kelembagaan lokal serta peningkatan kekuasaan oleh komunitas. Penerapan prinsip lingkungan CBT berkaitan dengan berkembangnya konsep daya dukung komunitas.<br /> Faktor yang memengaruhi penerapan prinsip ekonomi CBT adalah struktur perekonomian Kota Batu, dan peran pemerintah Faktor yang memengaruhi penerapan prinsip sosial adalah status kekhususan Kota Batu, kekayaan sumber daya alam, dan kekuatan budaya setempat. Faktor yang memengaruhi penerapan prinsip budaya adalah berkembangnya budaya multikultur, keterbukaan terhadap informasi, dan etos kerja lokal. Faktor-faktor yang memengaruhi penerapan prinsip lingkungan CBT adalah kondisi lingkungan global dan kearifan lokal komunitas.</p>