EFEK ANTI KARSINOGENESIS EKSTRAK ETANOL TANAMAN DAUN DEWA (Gynura Procumbens (LUOR) MERR) PADA KANKER PAYUDARA TIKUS YANG DIINDUKSI DENGAN Dimetilbenz(a)antrazena DMBA)
Main Author: | , Edy Meiyanto, Sugiyanto, dan Retno Murwanti |
---|---|
Format: | Article NonPeerReviewed |
Terbitan: |
[Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM
, 2003
|
Online Access: |
https://repository.ugm.ac.id/92863/ http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=619 |
Daftar Isi:
- <p><font size="4"><strong>Mekanisme </strong></font>pembentukan kanker yang sangat kompleks menjadikan penelitian penemuan obat kanker menjadi sesuatu yang sangat penting. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian ilmiah yang pernah dilakukan mengenai khasiat daun tanaman Daun Dewa (Gynura procumbens) sebagai obat kanker, perlu dilakukan penelitian apakah ekstrak etanol daun Gynura procumbens mempunyai efek antikarsinogenesis pada kanker payudara. Salah satu mekanisme kerja obat antikarsinogenesis adalah antiangiogenik. Angiogenesis dibutuhkan dalam pertumbuhan, perkembangan dan penyebaran kanker, sehingga pengembangan agen-agen inhibitor angiogenesis tampak menjanjikan dalam usaha penyembuhan kanker.</p> <p>Sehingga perlu dilakukan penelitian apakah ekstrak etanol daun Gynura procumbens (Lour.) Merr. mempunyai efek antiangiogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanol daun Gynura procumbens terhadap perkembangan kanker payudara pada tahap inisiasi, serta efek ekstrak etanol daun Gynura procumbens sebagai anti angiogenik. Dalam penelitian ini digunakan tikus betina galur Sprague Dawley. Tikus betina umur 36 hari dibagi menjadi 4 kelompok secara random yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, 2 kelompok perlakuan (ekstrak dengan dosis 50 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB) setiap hari hingga 3 hari setelah inisiasi DMBA ke-2. Pada umur 50 hari, semua tikus kecuali kelompok kontrol negatif, diberi DMBA (30 mg/kgBB, i.g. dalam minyak jagung).</p> <p>Satu minggu setelah inisiasi DMBA yang pertama, dilakukan inisiasi DMBA yang ke-2 dengan dosis dan cara yang sama. Satu minggu setelah inisiasi DMBA ke-2, tikus diberi estradiol valerat 0,18 mg/kgBB,po selama 30 hari. Tikus ditimbang setiap minggunya, dan mulai minggu ke-5 setelah pemberian DMBA, dilakukan palpasi payudara setiap minggu untuk mengamati perkembangan tumor. Pada akhir pengamatan (minggu ke 24), dilakukan analisis histopatologi terhadap jaringan tumor. Organ yang terkena tumor selanjutnya dilakukan analisis histopatologi untuk mengetahui keadaan sitologinya (pemeriksaan mikroskopis). Analisis mikroskopis dilakukan dengan mengamati sifat karsinogenisitas seluler pada jaringan yang diperiksa. Selanjutnya dilakukan uji efek antiangiogenesis ekstrak tanaman tersebut dengan metode Membran Embriyo Ayam. Untuk menginduksi angiogenesis digunakan bFGF. Telur fertile semi SPF dibagi menjadi 5 kelompok (kontrol negatif, kontrol positif dan 3 kelompok perlakuan), kemudian disuci hamakari dengan etanol 95 % dan diinkubasi sampai berusia 8 hari di dalam incubator 37°