FUNGSI VEGETASI PADA RUANG HIJAU DAN HUTAN KOTA UNTUK PENGEMBANGAN LANSKAP ECOPESANTREN Studi Kasus: Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo
Main Authors: | Irwan, Siti Nurul Rofiqo , Hasanbahri, Soewarno |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Universitas Muhammdiyah Surakarta
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://repository.ugm.ac.id/37593/1/Ecopesantren_UMS.pdf https://repository.ugm.ac.id/37593/ http://www.ums.ac.id/ |
Daftar Isi:
- Perencanaan ruang hijau kota dan hutan kota yang konseptual dapat mengendalikan masalah pemanasan global dan degradasi ekosistem kota. Fungsi vegetasi dalam perencanaan ruang hijau dan hutan kota pada penerapan Ecopesantren dapat memenuhi kebutuhan ekologi dan fasilitas aktivitas santri di lingkungan pesantren. Studi kasus di Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ), karena memiliki lahan luas 12 Ha dan terletak di kawasan Kota Seribu Taman Probolinggo. Tujuan penelitian ini adalah 1). Mengetahui komposisi jenis dan ukuran vegetasi di PPNJ; 2). Mengetahui fungsi masing-masing jenis vegetasi pada ruang hijau dan hutan kota; dan 3). Mengembangkan konsep lanskap Ecopesantren pada studi kasus PPNJ. Metode penelitian adalah survei, dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lanskap PPNJ ditanami jenis pohon (49,4 %) yaitu glodogan tiang, kelapa, mangga,cemara kipas, palem putri dan palem kuning. Berdasarkan hasil observasi lapangan dan wawancara terhadap responden, ternyata 42% responden menyatakan fungsi vegetasi belum optimal. Hasil analisis fungsi vegetasi menunjukkan bahwa fungsi estetika dominan dan fungsi pengontrol iklim belum optimal pada penataan lanskap PPNJ. Optimalisasi fungsi ruang hijau dan hutan kota untuk pengembangan lanskap Ecopesantren adalah dengan penanaman vegetasi struktur canopi berlapis dan terpenuhi fungsi pengendali iklim, resapan air, habitat satwa, estetika, pembatas, kontrol visual. Konsep lanskap Ecopesantren adalah integrasi budaya pesantren, ekologi dan pendidikan (integrated edu-eco-culture) yang menjadi arahan untuk penataan lingkungan yang berkelanjutan.