QUO-VADIS MULTIKULTURALISME DALAM HISTORIS DAN HISTORIOGRAFI SENI RUPA INDONESIA

Main Author: Perpustakaan UGM, i-lib
Format: Article NonPeerReviewed
Terbitan: [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada , 2011
Subjects:
Online Access: https://repository.ugm.ac.id/28730/
http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=11793
Daftar Isi:
  • Multicultural paradigm has been becoming the topic of discussions, as its valuable values concerning the spirit of respecting difference. The fact that differences commonly considered as threat in the Modernism philosophy, has led to the decrease or even loss of the particularity space. In the Indonesian context, multiculturalism has a long historical basis in line with its absolute constructed by plural complexity. Hence, the multiculturalism deserves to get involved in every cultural activity, no matter when, and in whatever context, not to mention in Fine Art Discipline. Within this, multiculturalism has even been the main concern considering that this discipline deals with creativity and aesthetic terminologies which cannot be separated from the discussion of differences as one of the main topics. What becoming the main concern is the fact that, this multiculturalism aspect within this discipline uncounsciously has also been a quo-vadis reality as other cultural mainstream. Keywords: Quo-vadis, Multiculturalism, Historical, Historiography, Fine Art Paradigma multikultural akhir-akhir ini banyak mendapatkan perhatian karena di dalamnya sarat dengan nilai-nilai yang menjanjikan berkembangnya peradaban yang dijiwai spirit penghargaan atas perbedaan. Hal ini mengingat, persoalan perbedaan kerap ditempatkan sebagai ancaman dalam filsafat Modernisme, yang mengakibatkan ruang keniscayaan partikularitas menjadi semakin ternegasikan. Dalam konteks keindonesiaan, multikulturalisme mempunyai akar historis yang panjang, sejalan dengan absolutitas negeri ini yang historisitasnya memang juga dikonstruksi dengan kompleksitas yang plural. Oleh karena itu, eksistensi multikulturalisme layak untuk terus disemaikan dalam setiap kerja kebudayaan, termasuk dalam hal ini adalah dalam disiplin Seni Rupa. Dalam disiplin Seni Rupa, multikulturalisme bahkan sejak lama telah menjadi salah satu roh terpenting, karena memang disiplin ini eksistensiya berkutat pada terminologi kreativitas dan estetika, yang salah satu esensinya adalah menyoal teks perbedaan sebagai jangkar aras kesadarannya. Yang menjadi persoalan kemudian adalah potensi multikulturalisme dalam disiplin Seni Rupa ini, juga menjadi realitas quo-vadis sebagaimana mainstream kebudayaan lain pada umumnya. Kata Kunci: Quo-vadis, Multikulturalisme, Historis, Historiografi, Seni Rupa