PERBEDAAN KEBOCORAN APIKAL PENGISIAN SALURAN AKAR MENGGUNAKAN SISTEM RESILON DAN SISTEM GUTA PERCA PADA SALURAN AKAR YANG KERING DAN BASAH

Main Author: Perpustakaan UGM, i-lib
Format: Article NonPeerReviewed
Terbitan: [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada , 2011
Subjects:
Online Access: https://repository.ugm.ac.id/28460/
http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=11523
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keboeoran apikal pengisian saluran akar menggunakan sistem Resilon dan sistem guta perea pada saluran akar yang kering dan basah. Subjek penelitian menggunakan 28 gigi premolar mandibula. Subjek penelitian dipreparasi dengan teknik crown down menggunakan file K3. Subjek penelitian seeara aeak dibagi menjadi 2 kelompok yang masingmasing terdiri dari 14 gigi, yaitu kelompok I terdiri dari saluran akar kering dan kelompok II terdiri dari saluran akar basah. Tiap kelompok tersebut dibedakan lagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B yang masing-masing terdiri dari 7 gigi. Kelompok A saluran akar diisi dengan sistem guta perea sedangkan kelompok B saluran akar diisi dengan sistem Resilon. Semua kelompok disimpan dalam inkubator pada suhu 37"C selama 7 hari dengan kelembaban relatif 100%. Seluruh permukaan akar dilapisi dua lapis eat kuku dan satu Japis malam perekat keeuali 2 mm bagian apikal dan direndam larutan biru metilen 2% selama 1 minggu pad a suhu 37"C. Selanjutnya cat kuku dibersihkan dan digunakan teknik clearing untuk dapat mengamati penetrasi larutan pewarna. Penetrasi wama diamati menggunakan mikroskop stereo dengan perbesaran 60 kali dalam satuan mikrometer. Penetrasi warna dari larutan biru metilen merupakan indikator te~adinya kebocoran apikal. Hasil penelitian menunjukkan rerata keboeoran apikal pengisian saluran akar menggunakan sistem guta perea dalam keadaan kering adalah 1.182,86 um sedangkan dalam keadaan basah adalah 2.348,57 um. Rerata keboeoran apikal pengisian saluran akar menggunakan sistem Resilon dalam keadaan kering adalah 1.028,57 um sedangkan dalam keadaan basah adalah 1.422,86 um. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan kebocoran apikal pengisian saluran akar menggunakan sistem Resilon keadaan kering, sistem Resilon keadaan basah, dan sistem guta perea dalam keadaan kering namun kebocoran apikal pengisian saluran akar menggunakan sistem guta perea dalam keadaan basah lebih tinggi dari pada kelompok yang lain.