Konsep Humanisme Pasca Renaissance
Main Author: | Sartini, Sartini |
---|---|
Format: | Lainnya NonPeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Fakultas Filsafat UGM
, 1996
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://repository.ugm.ac.id/278033/1/Sartini_Konsep%20Humanisme%20Pasca%20Renaissance_1996.pdf https://repository.ugm.ac.id/278033/ |
Daftar Isi:
- Perkembangan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia atau kebudayaan pada umumnya menyebabkan perbedaan konsep mengenai bagaimana seharusnya diri dan peran manusia bagaimana konsep penghargaan terhadap diri manusia. Secara umum dapat dikatakan bahwa konsep humanisme, konsep pemahaman dan penghargaan terhadap diri manusia, akan terus berkembang sesuai dengan berkembangnya pemikiran manusia. Di satu sisi dapat didominasi pemikira manusia. Di satu sisi dapat didominasi pemikiran keagamaan. Tujuan penelitian iniadalah untuk memperoleh deskripsi yang cukup representatif tentang humanisme yang ada dalam perkembangan pemikiran manusia khususnya setelah Renaissance serta keterkaitannya dengan humanisme. Bersangkutan dengan tujuan penelitian di atas maka akan ditempuh langkah-langkah metodis sebagai berikut. Pertama, akan dibahas secara deskriptis corak humanisme yang ada dalam sejarah pemikiran manusia khususnya setelah Renaissance. Setelah diperoleh pengertian dan gambaran humanisme secara deskriptis, akan dicari pengertian humanisasi. Kedua hal ini kemudian akan disintesakan untuk dapat menemukan keterkaitan antara konsep (proses) humanisasi dengan paham humanisme. Dengan metode interpretasi pemahaman ini akan digunakan untuk melihat konsep humanisasi pada masyarakat khususnya dalam pembangunan suatu masyarakat sehingga akan diperoleh gambaran yang cukup bagi pemahaman humanismenya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan tidak mengingkari bervariasinya pandangan mengenai manusia dan kemanusiaan, dapat dikatakan bahwa pada dasarnya ada dua corak humanisme, yaitu humanisme yang didasarkan atas kemajuan akal manusia semata atau disebut humanisme sekuler. Keduannya ingin menundukkan harkat dan martabat manusia pada posisi yang tinggi dan menginginkan humanisasi yang memadai yang sesuai dengan tujuan kebudayaan yang sesungguhnya. Hanya saja dasar pijak mereka berbeda. Sedangkan kecenderungan masyarakat modern yang teknologis, materialistis, dan empiris menunjukkan pada kecenderungan humanisme sekuler yang mementingkan akal. Nmun demikian kenyataannya perkembangan kebudayaan manusia yang pluralistik memungkinkan bertahannya humanisme yang didasarkan atas nilai-nilai agama disatu sisi, disamping pemahaman kemanusiaan yang mementingkan rasionalitas. Diantara kedua pandangan tersebut ada satu pandangan yang dianggap lebih akomodatif dan dapat mempertemukan kedua unsur dari pandangan tersebut.