Peran Intuisi dalam Etika Lingkungan Menurut Taoisme

Main Author: Wahyudi, Imam
Format: Lainnya NonPeerReviewed application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: Fakultas Filsafat UGM , 1996
Subjects:
Online Access: https://repository.ugm.ac.id/278012/1/Peran%20Intuisi%20dalam%20Etika%20Lingkungan..._Imam%20Wahyudi_1996.pdf
https://repository.ugm.ac.id/278012/
Daftar Isi:
  • Dewasa ini kita sering mendengar tentang kecerobohan manusia dalam menghadapi dan memanfaatkan lingkungan hidupnya, sehingga mengakibatkan lingkungan hidup kita rusak dan terancam kelangsungan hidupnya. Hal ini terjadi karena manusia mementingkan kebutuhannya tanpa memperhitungkan akibat yang akan ditimbulkannya. Keserakahan manusia dalam memanfaatkan alam tersebut dilandasi oleh pemikiran bahwa manusia menjadi pusat segala kehidupan semesta, sedangkan kehidupan di luar manusia adalah harus tunduk dan mengabdi kepada kepentingan manusia semata. Permasalahannya yaitu bagaimana menumbuhkan kembali kesadaran manusia akan kedudukan dirinya terhadap lingkungan hidupnya, yaitu suatu kesadaran untuk memelihara disamping memanfaatkan lingkungan hidupnya. Kesadaran akan tindakan luhur demikian tentu perlu dilatarbelakangi suatu moral dan budaya. Kiranya sangat tepat kalau kita memunculkan kembali suatu pemimkiran dari budaya Timur, khususnya dari Taoisme yang pernah hidup pada abad ke 4 SM. Taoisme berpandangan bahwa manusia harus hidup selaras dengan alam semesta dan hidup secara alami. Penelitian ini dilakukan dengan emnggunakan metode hermenutik-refleksif sebagai berikut: a. Hermeneutik: 1. analisis terhadap pemikiran Lao Tzu dan Chuang Tzu. 2. Mengangkat dasar perkembangan pemikiran Taoisme dari Lao Tzu hingga Chuang Tzu. 3.Mengangkat tata hubungan antara intuisi dengan keyakinan ajaran moral Taoisme. b. Refelksi atas relevansi pemikiran Taoisme terhadap etika.fo lingkungan Taoisme. Nilai-nilai yang bersumber dari ajaran Taoisme dapat ipakai sebagai acuan dalam membuat keputusan moral. Keputusan moral yang demikian tidak hanya bersifat individual, tetapi mengandung nilai religius. Dalam mengambil keputusan, seseorang mendapatkan suatu "kejelasan" secara langsung, tanpa didahului dengan aktivitas nalar. Dengan bertumpu pada "sinar-intuitif", maka keputusan yang kelak akan diambil adalah terbebas dari "kesalahan" atau keburukan yang dapat mendatangkan kerugian bagi individu, masyarakat, dan lingkungan. hal ini terjadi karena kebenaran yang turun secara intuitif adalah bersifat pasti.