Pengukuran Gayaberat Relatif untuk Pendefinisian Referensi Ketinggian Geodesi di Kota Semarang
Main Authors: | Sabri, L.M., Heliani, Leni Sophia, Sunantyo, Aris, Widjajanti, Nurrohmat, Supriyadi, Supriyadi |
---|---|
Format: | Proceeding PeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://repository.ugm.ac.id/276020/1/_SNP15.pdf https://repository.ugm.ac.id/276020/ |
Daftar Isi:
- Referensi ketinggian geodesi atau datum vertikal dibagi atas referensi berbasis Mean Sea Level (MSL) dan referensi berbasis geoid. Permasalahan dalam pendefinisian datum vertikal berbasis MSL adalah sulitnya mengumpulkan data yang tidak terputus dalam kurun waktu 18,6 tahun dan keharusan untuk melakukan pengadaan titik-titik kontrol yang tersebar secara merata di seluruh wilayah. Pendefinisian referensi ketinggian berbasis geoid lebih efektif dibanding MSL, karena geoid merupakan bidang yang dapat memberikan informasi referensi ketinggian secara kontinyu di seluruh wilayah. Geoid merupakan salah satu bidang ekuipotensial gayaberat yang didekati oleh kedudukan MSL. Geoid dimodelkan dengan menggunakan data pengukuran gayaberat di permukaan bumi yang digabungkan dengan data topografi dan data geoid global yang diperoleh dari satelit. Pada penelitian ini, gayaberat relatif diukur menggunakan gravimeter relatif Scintrex CG-5 yang memiliki ketelitian 5 microgals. Pengukuran dilakukan di 98 lokasi yang tersebar secara merata di Kota Semarang dan sekitarnya pada September hingga Oktober 2014. Data hasil ukuran tersebut selanjutnya direduksi hingga mendapatkan data anomali gayaberat Free Air. Data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah data koefisien harmonic bola EGM2008 (Earth Gravitational Model tahun 2008) dengan derajat 360 dan 2190, serta data topografi dari SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) dengan kerapatan 90 m. Perhitungan dilakukan dengan teknik Remove-Compute- Restore pada perangkat lunak Gravsoft. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa geoid yang terkontribusi oleh Model Geopotensial Global dengan derajat 2190 memberikan hasil yang sedikit lebih akurat disbanding relative saman waktu Mei 2012 hingga Oktober 2012 di Kota Semarang bagian bawah terjadi kenaikan elevasi geoid sebesar 1 mm hingga 7 mm. Verifikasi pada titik uji independen didapat perbedaan rata-rata terhadap geoid geometrik sebesar 0,386 m untuk model geoid lokal yang terkontribusi EGM2008 derajat 360 dan 0,372 m untuk model geoid lokal yang terkontribusi EGM2008 derajat 2190. Setelah dilakukan datum shifting secara sederhana diperoleh selisih dengan geoid geometrik sebesar 0,079 m untuk model geoid lokal yang terkontribusi EGM2008 derajat 360 dan 0,067 m untuk model geoid lokal yang terkontribusi EGM2008 derajat 2190. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa ketelitian geoid gravimetrik yang didapat pada penelitian ini cukup memadai untuk keperluan praktis, namun masih memerlukan peningkatan akurasi jika digunakan untuk keperluan ilmiah.