PENGARUH PERUBAHAN SIFAT KETEKNIKAN BREKSI LAPUK TERHADAP TERBENTUKNYA BIDANG GELINCIR LONGSORAN DENGAN METODE KLASTER (STUDI KASUS DI LONGSORAN GUNUNG PAWINIHAN, BANJARNEGARA, JAWA TENGAH)

Main Authors: Permanajati, Indra, Zakaria, Zufialdi, Hadian, Sapari Dwi, Iswahyudi, Sachrul
Format: Proceeding PeerReviewed application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: Departemen Teknik Geologi , 2019
Subjects:
Online Access: https://repository.ugm.ac.id/275739/1/D025POO.pdf
https://repository.ugm.ac.id/275739/
Daftar Isi:
  • Longsoran adalah peristiwa turunnya material tanah, regolith, dan batuan ke bawah lereng karena gravitasi. Peristiwa ini dapat memakan korban jika berinteraksi dengan kehidupan manusia. Sehingga fenomena ini harus terus diwaspadai dan diteliti untuk dicarikan solusi pencegahannya. Salah satu longsoran yang seringkali menimbulkan banyak korban adalah terjadi pada litologi breksi, sehingga penelitian mengenai longsoran pada breksi terus untuk ditingkatkan. Salah satu fokus yang terus dikaji adalah posisi bidang gelincir. Pada beberapa lokasi longsoran yang terjadi pada breksi, bidang gelincir hampir mempunyai pola yang sama terkait komposisi materialnya, sehingga diperlukan pengujian keteknikan pada bidang ini. Komposisi material yang dimaksudkan adalah berdasarkan derajat pelapukannya. Hal tersebut yang melatarbelakangi penelitian ini. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi tingkat pelapukan adalah dengan metode British Standard BS EN ISO 14689-1 untuk material tidak seragam. Kemudian setelah identifikasi tingkat pelapukan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian sifat fisik dan mekanik secara sistematik berdasarkan tingkat pelapukannya. Pengolahan data digunakan metode klaster. Hasil yang didapatkan kadar air mempunyai kedekatan nilai antara 4,5,6 dan berbeda nilai dengan zona 3. Berat isi didapatkan kedekatan nilai antara zona 4,5,6 dengan perbedaan nilai pada zona 3. Batas cair didapatkan kedekatan nilai antara 3,4,5 dengan 5 dan 6. Partikel lempung didapatkan kedekatan nilai antara 3,4,5,6 ada perbedaan beberapa nilai dari zona 5. Batas plastis didapatkan kedekatan nilai antara zone 3,4,5 dan berbeda dengan zona 5,6. Nilai kohesi didapatkan kedekatan nilai antara 4,5,6 dengan perbedaan nilai dengan zona 3. Nilai sudut geser dalam didapatkan kedekatan nilai antara 4,5,6 dengan perbedaan nilai dengan zona 3. Sehingga keterdapatan bidang gelincir pada batas zona 3 dan 4 sangat memungkinkan dari penilaian sifat fisik dan mekanik.