ANALISIS TINGKAT KESESUAIAN LAHAN PEMUKIMAN BERDASARKAN PENDEKATAN ILMU GEOLOGI DI WILAYAH UTARA ERUPSI GUNUNG MALABAR, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT, INDONESIA
Main Authors: | Rifai, Achmad, Sulastri2, Murni, Iskandarsyah, T. Yan W.M., Sulaksana, Nana |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://repository.ugm.ac.id/274256/1/PVK-03.pdf https://repository.ugm.ac.id/274256/ |
Daftar Isi:
- Penggunaan lahan merupakan salah satu upaya pemanfaatan lahan, namun akan terhambat apabila dipengaruhi oleh kendala seperti bencana geologi, air tanah langka, kemiringan lereng curam hingga terjal, dan kekuatan fondasi buruk. Penelitian ini dilakukan karena masih sedikitnya penelitian terdahulu dalam pengembangan penggunaan lahan berupa kawasan pemukiman, industri, pertanian, pendidikan, dan sebagainya di wilayah Utara Gunung Malabar (Bandung Selatan). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan arahan dalam tata guna lahan. Data penelitian yang digunakan mengacu data primer, sekunder, dan tersier dengan terlebih dahulu melakukan pengumpulan informasi mengenai wilayah penelitian, berupa riwayat bencana geologi, ketersediaan air tanah, curah hajan dan litologi penyusun. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metoda kualitatif dengan mengumpulkan dan menghasilkan data deskriptif, selain itu digunakan metoda kuantitatif berupa metoda studio dengan melakukan analisis statistik dan metoda pembobotan. Digunakan software global mapper dan mapinfo untuk memudahkan dalam pengolahan data. Berdasarkan hasil pengolahan data dari aspek-aspek kemampuan lahan, maka pada wilayah Banjaran didapatkan skor > 130 dikategorikan sebagai wilayah kemungkinan sehingga sangat baik untuk dijadikan kawasan pemukiman, kemudian wilayah sebagian Baleendah memiliki skor 116-130 merupakan wilayah kendala yang memiliki berbagai kendala seperti ketersediaan air, bencana, kekuatan fondasi dan lainnya namun masih dapat diatasi dengan rekayasa teknik. Wilayah Arjasari dan sekitarnya di bagian selatan, serta kawasan Baleendah di sekitar Sungai Citarum dan pada daerah Gunungapi Baleendah memiliki skor < 115 merupakan wilayah limitasi yang sangat tidak layak untuk dijadikan kawasan pemukiman, berbagai upaya pengurangan kendala dapat dilakukan namun membutuhkan biaya yang sangat tinggi sehingga perlu dialih fungsikan menjadi kawasan konservasi. Kata kunci : geologi,, konservasi, limitasi, metoda pembobotan.