Market's Overreaction In The Indonesian Stock Market

Main Author: Perpustakaan UGM, i-lib
Format: Article NonPeerReviewed
Terbitan: [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada , 1997
Subjects:
Online Access: https://repository.ugm.ac.id/25134/
http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=8119
Daftar Isi:
  • Secara informasional, pasar modal dikatakan efisien apabila harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan sernua informasi yang tersedia dan relevan (Fama, 1970). Namun demikian, tahun-tahun belakangan ini banyak perhatian ditujukan pada kecenderungan reaksi pasar yang berlebihan dalam merespon informasi barn yang baik (good news) matt-pun yang tidak baik (bad news). Fenomena reaksi berlebihan (overreaction) ini merupakan suatu tnanifestasi dari ketidakefisienan pasar (De Bondt dan Thaler, 1985). Beberapa studi bare terhadap perilaku harga saham menemukan bahwasekuritas-sekuritas yang mempunyai return abnormal positif(negatij) pada periode pembentukkan (formation period), akan mempunyai return abnormal negatif (positij) pada periode selanjutnya (subsequent test period). Tulisan ini menguji hipotesis tentang reaksi berlebihan pada pasar modal Indonesia, dengan sampel random sebanyak 114 saham perusahaan. Data yang digunakan adalah data harga saham mingguan selama periode tahun 1994-1996. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode market-adjusted abnormal return dan SIM-adjusted abnormal return menyatakan bahwa secara rata-rata kinerja portofolio kalah mengungguli (outperform) kinerja portofolio menang. Namun demikian, portofolio kalah tidak menunjukkan kinerja yang positif dan hanya pada portofolio menang yang menunjukkan adanya efek reaksi berlebihan. Temuan ini tnendukung bahwa secara signifikan ada efekrealcsi berlebihan pada pasar modal Indonesia, konsisten dengan temuan De Bond dan Thaler (1985). Hasil penelitianjuga menunjukkan bahwa perbedaan risiko antara portofolio kalah dengan portfolio menang yang diukur dengan CAPM-beta tidak dapatinenjelaskan efek reaksi berlebihan yang terjadi pada pasar modal Indonesia. Key words: market overreaction