Rice varietal improvement and production loss in indonesia: its implication for biotechnology research. Perbaikan varietas dan kehilangan produksi padi di indonesia: implikasinya untuk riset bioteknologi
Main Author: | Perpustakaan UGM, i-lib |
---|---|
Format: | Article NonPeerReviewed |
Terbitan: |
[Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada
, 1993
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://repository.ugm.ac.id/21982/ http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=4862 |
Daftar Isi:
- Studi ini bertujuan untuk mengestimasi kehilangan produksi padi akibat serangan hama dan penyakit, mengevaluasi kontribusi perbaikan varietas terhadap keragaan produksi padi, dan menentukan prioritas riset bioteknologi padi. Kehilangan produksi padi diestimasi berdasarkan data agregat hasil sensus pertanian yang diterbitkan Biro Pusat Statistik, tahun 1976-90. Studi ini jugs mencari taksiran petani tentang kehilangan hasil padi tahun 1990/91, yaitu dengan mewawancarai 640 petani padi yang dipilih dari 32 desa di Jawa. Kehilangan produksi padi pada tahun 1976-79 cukup tinggi, rata-rata 1,34 juta ton per tahun, atau sekitar dari total produksi. Kehilangan produksi ini turun sangat nyata menjadi sekitar 287, ribu ton, atau 0,7% dari total produksi, sebagai akibat adanya perbaikan varieti.s yang tersebar pada tahun 1980s, terutama IR36, Cisadane, Krueng Aceh, dan IR64. Kehilangan hasil ini terutama disebabkan oleh strangan hama tikus, penggerek batang, hama putih/putih palsu, wereng coklat, ganjur, walang sangit, ulat tentara, penyakit hawar daun, bercak daun, dan tungro. Taksiran petani tentang kehilangan produksi padi di seluruh desa sampel jauh lebih tinggi daripada hasil estimasi berdasaikan data agregat. Namun studi ini juga menunjukkan bahwa hama dan penyakit yang sangat merusak menurut pendapat petani ternyata mempunyai rangking yang hampir mu/a dengan hasil estimasi secara agregat. Perbaikan varietas padi di Indonesia benar-benar telah mempunyai kontribusi terhadap pertumbuhan produksi padi dan peningkatan kualitas beras sekaligus. Kenyataan bahwa petani telah mendekati tingkat hasil potensial, dan kehilangan basil pada tingkat yang sangat rendah akhir-akhir ini, member' petunjuk bahwa riset bioteknologi padi lebih baik diprioritaskan pada usaha-usaha peningkatan angka hasil potensial daripada untuk pencegahan kehilangan hasil. Namun, kombinasi kedua usaha tersebut mungkin dapat memberikan manfaat yang lebih besar. Studi ini menyarankan agar riset bioteknologi padi segera digalakkan baik di lembagalembaga penelitian maupun di Universitas.