UJI DAYA ANTIFUNGI DAN ANALISIS KROMATOGRAFI GAS-SPEKTROSKOPI MASSA, MINYAK ATSIRI LAOS MERAH
Main Author: | Perpustakaan UGM, i-lib |
---|---|
Format: | Article NonPeerReviewed |
Terbitan: |
[Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada
, 2000
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://repository.ugm.ac.id/21408/ http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=4270 |
Daftar Isi:
- ABSTRAK: Penyakit yang disebabkan oleh fungi masih merupakan penyakit yang sulit diatasi. Fungi lebih dapat bertahan pada kondisi yang tidak menguntungkan dibanding bakteri. Selain itu, penyakit ini berkaitan dengan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan, kesehatan dan sanitasi lingkungan. Fungi yang kontak dengan kulit manusia dapat menyebabkan penyakit kulit. Bahkan sebagian fungi dapat menghasilkan metabolic beracun. Rimpang laos merah Languas galanga (L), Stuntz, banyak digunakan masyarakat Indonesia untuk mengobati penyakit kulit yang disebabkan oleh fungi maka dapat diprediksi di dalam tanaman tersebut berisis senyawa yang bekerja sebagai antifungi. Hal ini mendorong dilakukan pengujian aktivitas antifungi minyak atsiri laos merah. Untuk mendapatkan minyak atsiri dilakukan penyulingan air dan uap air terhadap rimpang laos merah. Minyak atsiri laos berwarna jernih kekuningan, berbau khas aromatis dengan rendemen (0,31 ± 0,013) % v/b. Pemeriksaan aktivitas antifungi dilakukan dengan metode difusi padat dan penentuan kadar hambat minimumnya secara dilusi cair. Konsentrasi terkecil minvak yang dapat menghambat pertumbuhan fungi adalah 3,125 % v/v untuk Candida albicans dan 6,25 %v/v untuk Saccharomyces visiae. Setelah diketahui hasilnya positif, maka komponen minyak atsiri dipisahkan dengan KLT preparatif dengan fasa gerak n¬hekeana-etil asetat (75:25)v/v. Masing-masing frakai kerokan KLT diuji aktivitasnya terhadap fungi. Berdasar basil penelitian, fraksi yang aktif menghambat pertumbuhan fungi adalah fraksi 3 (Rf--, 0,57) dan 4 (Rf= 0,79). Analisis ICromatografi Gas-Spektroskopi Massa (KG-SM) dan minyak atsiri menghasilkan 16 komponen yang dapat diketahui spektrum massanya. Fraksi 3 menghasilkan 6 komponen yang dapat diidentifikasi yaitu terpineo/-1, p-menth-l-en-4-ol, 4-alil-fenil asetat, 1,2-dimetoksi-4-(2-propeni1)-benzen, 3,7, 11-trimetil-1,6,10-dodekatrien-3-ol dan 3, 7-dimetil-3-metilen-1,6, 10-dodekatrien. Sedangkan frakai 4 menghasilkan 9 komponen yaitu terpineol-1, 1-eteni1-1-metil-2,4-bis-(1-metileteni1)-silcloheksana, a¬farnesen, 13-farnesen, a-kariofilen, pentadekana, germakren, 3,7,11-trimetil-1,6,10-dodekatrien-3-ol dan 3,7- dimetil-3-metilen-1,6,10-dodekatrien. Dari kesarnaan komponen pada frakei 3 dan 4, kemungkinan senyawa yang aktif sebagai antifungi adalah terpineol-1