Ketuban pecah dini pada kehamilan cukup bulan: Penanganan secara aktif (PA) vs penanganan secara konservatif (PK)
Main Author: | Perpustakaan UGM, i-lib |
---|---|
Format: | Article NonPeerReviewed |
Terbitan: |
[Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada
, 1999
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://repository.ugm.ac.id/21266/ http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=4125 |
Daftar Isi:
- ABSTRACT Background: The management of premature rupture of the membrane (PROM) is one of the most controversial areas in obstetrics. In the case of full term PROM, the obstetrician is often faced with either immediate induction of labor with higher incidence of caesarean section or awaiting spontaneous labor with higher incidence of chorioamnionitis. Objective: To compare pregnancy outcomes between active management (AM) and conservative management (CM) in full term PROM. Methods: The study was carried out in randomized controlled trial at the Department of Obstetrics and Gynecology, Faculty of Medicine, Gadjah Mada University/Sardjito Hospital Yogyakarta. Sixty full term PROM cases admitted to the hospital between July-December 1994 were randomly allocated into AM (n=30) and CM (n=30). Results: Caesarean section rate due to the failure of induction among AM group was significantly higher than those in CM group (p= 0.03). Maternal and perinatal infection were not statistically significant (p>0.50). The total number of newborn babies with asphyxia was higher in AM group but no statistical significant difference was found (p> 0.50). Conclusion: The conservative management of full term PROM was better compared to active management, especially when the outcome is caesarean section rate due to the failure of induction: Key words: PROM - active management - conservative management. Latar belakang: Penanganan KPD pada kehamilan cukup bulan sampai saat ini di kalangan ahli kebidanan masih kontroversial. Penanganan sering ditujukan untuk mengurangi komplikasi yang terjadi pada ibu hamil dan janin. Selama ini terdapat 2 jenis penatalaksanaan, yaitu penanganan aktif (PA), dengan konsekuensi meningkatkan risiko seksio sesarea dan penanganan konservatif (PK) yang umumnya meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada ibu dan janin. Tujuan: Membandingkan keluaran kehamilan antara KPD pada kehamilan cukup bulan yang ditangani secara aktif (PA) dan konservatif (PK). Bahan dan cara: Dilakukan uji klinik acak terkendali di Bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan Fakultas Kedokteran UGM/RSUP Dr. Sardjito. Enam puluh subjek dengan KPD pada kehamilan cukup bulan yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito antara bulan Juli-Desember 1994 diikutsertakan dalam penelitian. Secara acak subjek dikelompokkan ke dalam PA (n=30) dan PK (n=30). Hash': Angka kejadian seksio sesarea oleh karena kegagalan induksi pada kelompok PA lebih tinggi tinggi dan bermakna secara statistik dibandingkan dengan kelompok PK (p =0.03). Angka kejadian infeksi pada ibu dan ...