The pattern of bacterias causes pneumonia on Sardjito General Hospital January 1, 1990 - December 31, 1994
Main Author: | Perpustakaan UGM, i-lib |
---|---|
Format: | Article NonPeerReviewed |
Terbitan: |
[Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada
, 1998
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://repository.ugm.ac.id/20896/ http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=3754 |
Daftar Isi:
- ABSTRACT Pneumonia has high morbidity and mortality. The clinical classification of Community Acquired Pneumonia (CAP) and Hospital Acquired Pneumonia (HAP) and the empirical treatment have beneficial means to prevent the severity of the disease. A retrospective study had been conducted, by evaluating the medical record of the patients hospitalised in the Department of Internal Medicine Dr. Sardjito General Hospital, January 1, 1990 -December 31, 1994. There were 221 cases of pneumonia, the major frequency on range 45-64 years old: 84 (38,01%), men/women ratio: 1.5 : 1. The CAP was more than HAP: 200 (90,50%) vs 21 (9,50%). Bacterias causes CAP: Streptococcus alpha 36 (29,75%), Staphylococcus aureus 28 (23,14%) and Klebsiella pneumonia 27 (22,31%). While the bacteria cause of typical HAP: Klebsiella pneumoniae 1 (100%), mixed bacterias causes HAP: Streptococcus alpha 3 (33,33%), Staphylococcus aureus 3 (33,33%) and Klebsiella pneumoniae 2 (22,22%). There were no difference the pattern of bacterias causes CAP or HAP. Key Words : the pattern of bacteria - typical bacteria - mixed bacterias - CAP - HAP Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola kuman bakteri penderita pneumonia non tuberkulosis. Rancangan penelitian studi potong lintang, penelitian dilakukan secara retrospektif dengan meneliti status penderita pneumonia yang dirawat di UPF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito, 1 Januari 1990 - 31 Desember 1994. Diteliti frekuensi pneumonia menurut kelompok umur, jenis kelamin, pola kuman PDDM (Pneumonia Didapat Di Masyarakat), PDRS (Pneumonia Didapat Di Rumah Sakit) dan jumlah kematian. Yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah penderita pneumonia, bronkhopneumonia dan pleuropneumonia. Penderita pneumoniae oleh karena kuman tuberkulosis, gagal ginjal dengan paru-paru uremik, keganasan dengan efusi pleura tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Selama 5 tahun telah dirawat penderita pneumonia sebanyak 221 pasien, terbanyak kelompok umur 45-64 tahun sebanyak 84 (38,01 %), dengan ratio laki-laki : perempuan: 1,5 : 1. PDDM lebih banyak dari PDRS, PDDM: 200 (90,50%) sedang PDRS 21 (9,50%). Pada PDDM kuman tipikal terbanyak Klebsiella pneumonia 8 (38,09%) dan Streptococcus alpha 7 (33,33%), sedang kuman campuran terbanyak Streptococcus alpha 36 (29,75%), Staphylococcus aureus 28 (23,14%) dan klebsiela pneumoniae 27 (22,31%). pada PDRS kumah tipikal terbanyak Klebsiela pneumoniae 1 (100%) dan tipe campuran terbanyak Streptococcus alpha 3 (33,33%), Staphylococcus aureus 3 (33,33%) dan klebsiella pneumoniae 2 (22,22%). Tidak ada perbedaan pola kuman PDDM dan PDRS. Jumlah kematian PDDM 59 (29,5%) sedang PDRS 14 (66,7%). Kesimpulan: telah dirawat 221 penderita pneumonia, terbanyak kelompok usia 45-64 tahun 84 (38,01%), rasio laki-laki : perempuan: 1,5 : 1, frekuensi PDDM lebih tinggi daripada PDRS. Tidak ada perbedaan pola kuman PDDM dan PDRS. Angka kematian PDRS lebih tinggi daripada PDDM secara bermakna (66,7% vs 29,5%).