Persepsi Masyarakat Adat Terhadap Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Di Nusa Ceningan, Klungkung Bali
Main Author: | Perpustakaan UGM, i-lib |
---|---|
Format: | Article NonPeerReviewed |
Terbitan: |
[Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada
, 2003
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://repository.ugm.ac.id/20816/ http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=3674 |
Daftar Isi:
- Abstrak Pembangunan Bali tidak dipisahkan dari Trihita Karana (Parhyangan, Palemahan dan Pawongan), karena sejak abad X orang Bali telah memiliki perencanaan spasialnya yang diaplikasikan pada pemukiman tradisional. Kemunculan gagasan perencanaan spasial oleh pemerintah berimplikasi pada pengelolaan konversi pola spasial, dan eksploitasi sumber daya alam yang merusak masyarakat adat, termasuk aspek fisik, sosio ekonomik, dan sosial budaya. Nusa Ceningan merupakan bagian daerah pengembangan Nusa Penida, dipilih sebagai daerah penelitian dengan dasar pertimbangan dikotomi perencanaan spasial. Konflik pengguna spasial yang terdiri atas elit pemerintah, elit ekonomi dan elit masyarakat (adat) disebabkan oleh adanya dikotomi kepentingan dari masyarakat adat dan gagasan pemerintah daiam perencanaan spasial. Masyarakat adat dilihat hanya sebagai objek (subordinat) dibandingkan dengan pemerintah karena otoritas pemerintah seialu dominan dalam perencanaan spasial. Dengan demikian kepentingan masyarakat adat sexing kali dikalahkan dan dimarginal isasikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kombinasi kualitatif dan kuantitatif dengan memanfaatkan prinsip-prinsip trianggulasi. Data dikumpulkan dengan metode survei, wawancara yang mendalam, FGD, dan dokumen terdahulu. Data dianalisis secara kuantitatif dengan tabel single frekuancy untuk menentukan fenomena, ekspresi dan variabel dominan. Selanjutnya variabel dominan tersebut dieksplorasi melalui metode kualitati 1. Konversi pola spasial dan pengelolaan sumberdaya alam memiliki pengaruh terhadap struktur fisik konversi ruang tradisional dan perubahan sosial budaya diantara komponen parhyangan, palerrfahan dan pawongan. Kata kunci: Trihita Karana, perencanaan spasial, sumberdaya alam, persepsi dan tanggapan.