Perubahan Status Energi Pada Induk Domba Ekor Tipis Dengan Bertambahnya Umur Kebuntingan Dan Jumlah Fetus Yang Dikandung

Main Author: Perpustakaan UGM, i-lib
Format: Article NonPeerReviewed
Terbitan: [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada , 1998
Subjects:
Online Access: https://repository.ugm.ac.id/20258/
http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=3106
Daftar Isi:
  • INTISARI Sebanyak 39 ekor domba bunting (dengan jumlah fetus 1, 2, dan 3, masing-masing sebanyak 20 13, dan 6 ekor) dan 6 ekor domba yang tidak bunting sebagai kontrol, telah digunakan untuk inelihat perubaban status energi induk yang mengandung berbagai jumlah fetus sejak awal kebuntingan sampai melahirkan. Selama kebuntingan domba percobaan diberi pakan nunput raja kering secara ad libitum dan konsentrat 500 g/ekor/hari beserta mineral. Sebelum dikawinkan, induk domba disuntik dengan prostaglandin F2c, untuk menyerentakkan birahi. Sampel darah diambil setiap bulan untuk menentukan konsennasi beta-hidroksi butirat (BHBA) dan nitrogen urea (BUN) dalam serum. Hasil percobaan menunjukkan bahwa konsentrasi BHBA dan BUN dalam serum induk semakin tinggi (P < 0.05) dengan bertarnbahnya umur kebuntingan, yang menggambarkan ketimpangan antara konsumsi dan kebutuhan energi induk yang semakin meningkat dengan semakin berkembangnya fetus di dalam kandungan. Kadar BHBA meningkat terus sejak umur kebuntingan 3 bulan sampai melahirkan_ Sementara kandungan BUN meningkat tents selama dua bulan terakhir kebuntingan. hunlah fetus yang dikandung ternyata tidak me4pengarulti kadar BHBA maupun BUN dalam serum induk walaupun kgdur BHBA cenderung meningkat dengan meningkatnya jumlah fetus yang dikandung. Disimpulkan bahwa induk domba bunting mengalami defisit energi baik selama kebuntingandan maupundenganbertambahnyajtunlah fetus yanglilcandung. (Kata Kunci: Beta Hicholcsi Butirat, Nitrogen Urea Darah, Umur Kebuntingan, Jtunlah Fetus, Domba.)