Pengaruh Periode Pasca Melahirkan Pada Sinkronisasi &Ram
Main Author: | Perpustakaan UGM, i-lib |
---|---|
Format: | Article NonPeerReviewed |
Terbitan: |
[Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada
, 2001
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://repository.ugm.ac.id/19869/ http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=2707 |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui effek sinkronisasi birahi pada sapi Bali pasca melahirkan. Sejumlah 67 sapi Bali digunakan dalam penelitian ini, sapi-sapi tersebut dipelihara pada kondisi peternak lokal di Lombok timur dan Mataram. Sinkronisasi dilaksanakan dengan menggunakan controlled internal drug release (CIDR) dengan kapsul oestradiol benzoate (ODB) dimasukkan dalam celah pada batang CIDR. CIDR dengan ODB dimasukkan dalam vagina selama 9 hari. Inseminasi dilakukan setelah terdeteksi birahi, dari 67 ekor sapi 54 ekor (80,59%) menunjukkan tingkah laku birahi dan 44 sapi (65,67%) terdeteksi bunting. Dari 67 ekor sapi yang digunakan, 39 ekor (58%) berada 0 - 3 bulan pasca melahirkan, sedang 28 ekor sisanya (42%) berada 3 sampai 8 bulan pasca melahirkan. Sapi-sapi yang berada antara 0 sampai 3 bulan pasca melahirkan menghasilkan persentase tingkah laku birahi (82,05%) lebih tinggi dari yang berada 3 sampai 8 bulan pasca melahirkan (78,57%). Sapi-sapi pada 3 sampai 8 bulan pasca melahirkan menghasilkan kebuntingan (64,10%) sedikit lebih rendah dari 0 sampai 3 bulan pasca melahirkan (67,85%). Evaluasi data bulanan menunjukkan bahwa tingkah laku birahi dan tingkat kebuntingan yang dihasilkan dari bulan pertama hingga bulan ke delapan pasca melahirkan adalah 91,6%, 83,3%, 76,1%, 62,5%, 85,7%, 100%, 60%, 100% dan 66,6%, 50%, 66,6%, 62,5%,-.35