Pengaruh Pemberian Tetrasiklin Pada Induk Mencit (Mus musculus L.) Terhadap Struktur Skeleton Fetus

Main Author: Perpustakaan UGM, i-lib
Format: Article NonPeerReviewed
Terbitan: [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada , 2006
Subjects:
Online Access: https://repository.ugm.ac.id/18078/
http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=855
Daftar Isi:
  • INTISARI Istriyati dan B. Basuki. 2006. Pengaruh pemberian tetrasiklin pada induk mencit (Mus musculus L.) terhadap struktur skleteon fetus. Berkala Ilmiah Biologi 5 (1): 45 - 50. Tetrasiklin adalah salah satu antibiotik yang dapat menghambat sintesis protein pada perkembangan organisme. Antibiotik ini diketahui dapat menghambat kalsifikasi dalam pembentukan tulang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian tetrasiklin pada induk mencit terhadap perkembangan skeleton dan morfologi fetusnya. Tiga puluh ekor mencit bunting secara acak dibagi menjadi lima kelompok, masing-masing terdiri dari 6 ekor. Tetrasiklin diberikan secara oral pada hari ke-6 sampai dengan hari ke-15 umur kebuntingan. Dosis tetrasiklin berturut-turut adalah 130 mg, 260 mg, 390 mg dan 520 mg tiap kg berat badan, diberikan setiap hari, selama 10 hari, sisanya sebagai kelompok kontrol. Hewan dikorbankan pada hari ke-18 umur kebuntingan, dihitung jumlah total fetus. Fetus yang hidup difiksasi dalam etanol 95%, selanjutanya diproses untuk diwarnai dengan Alizarin Red S dan Alcian blue. Penelitian ini disusun menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL), data kuantitatif (berat dan panjang tubuh) dianalisis dengan ANOVA, selanjutnya apabila ada beda nyata dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil menunjukkan bahwa tetrasiklin menyebabkan berat dan panjang fetus menurun, kaki bengkok, kosta fusi, penulangan digiti terhambat. Dapat disimpulkan bahwa tetrasiklin bersifat teratogenik pada fetus dalam fase organogenesis. Kata kunci: pertumbuhan, perkembangan, fetus, tetrasiklin, mencit bunting