MORFOLOGI, MORFOMETRI DAN DISTRIBUSI SEL IMUNOREAKTIF INSULIN DAN GLUKAGON PADA PANKREAS TIKUS (Rattus norvegicus) OBESITA

Main Author: Nesti, Dela Ria
Format: Thesis PeerReviewed application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: Fakultas Kedokteran Hewan , 2015
Subjects:
Online Access: https://repository.ugm.ac.id/135000/1/S2-2015-338414-complete.pdf
https://repository.ugm.ac.id/135000/
http://fkh.ugm.ac.id
Daftar Isi:
  • Gambaran histologi pankreas akibat pengaruh obesitas menggunakan tikus normal (non genetically obese) yang diinduksi obesitas belum pernah dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi morfologi, morfometri dan distribusi sel imunoreaktif insulin dan glukagon dari pankreas tikus non genetically obese yang diinduksi obesitas dan membandingkannya dengan tikus normal (kontrol). Penelitian menggunakan tikus jantan jenis wistar umur 4 minggu, terdiri dari 5 ekor kelompok kontrol dan 5 ekor kelompok obesitas. Kelompok kontrol diberi pakan dengan komposisi 76% karbohidrat, 16% protein dan 8% lemak sedangkan kelompok obesitas diberi pakan dengan komposisi 47% karbohidrat, 22% protein, dan 31% lemak serta tambahan induksi peroral dari suspensi fruktosa dan kolesterol masing-masing (1%/BB dalam 2 ml Na CMC) setiap hari selama 9 minggu. Eutanasi dengan kloroform dilakukan setelah pengukuran indeks obesitas, penghitungan kadar glukosa darah dan lipid. Sampel organ pankreas difiksasi dengan larutan Bouin, diblok dengan paraffin dan dipotong serial dengan ketebalan 5 μm. Jaringan pankreas divisualisasikan dengan pewarnaan hematoksilin eosin, Victoria blue dan imunohistokimia metode Labeled Streptavidin-biotin (LSAB). Antibodi primer yang digunakan yaitu mouse anti-insulin (1:1500; Abcam, USA) dan rabbit anti-glucagon (1;1500; CosmoBio Co, Japan). Trek- Universal Link Kit (Biocare Medical, USA) digunakan sebagai visual detektor yang hasil pewarnaanya dianalisa secara deskriptif dan kuantitatif. Profil lipid dan glukosa kelompok obesitas menunjukkan nilai total kolesterol (160,62±3,52) mg/dl, kadar trigliserida (98,61±2,66) mg/dl, LDL (67,51±1,81) mg/dl,HDL (44,68±2,25) mg/dl dan kadar glukosa (161,43±7,61) mg/dl. Topografi pangkreas kelompok obesitas tersebar pada 3 lokasi yaitu area gastrium, duodenum, dan lien. Morfologi Pulau Langerhans kelompok obesitas berbentuk bulat, oval dan poligonal serta dikelilingi oleh serabut halus dan kapiler darah. Morfologi sel imunoreaktif insulin dan glukagon kelompok obesitas berbentuk poligonal tidak beraturan dengan inti bulat/oval dan terletak di sentral/perifer. Sel imunoreaktif insulin kelompok obesitas tersebar pada bagian tengah dan beberapa pada bagian tepi Pulau Langerhans sedangkan sel imunoreaktif glukagon dominan tersebar pada bagian tepi dan sedikit pada bagian tengah Pulau Langerhans. Penghitungan morfometri sel menunjukkan diameter Pulau Langerhans kelompok obesitas (154,38±65,56) μm, keliling Pulau Langerhans (373,51±146,69) μm, volume Pulau Langerhans 3.241.105,96 μm3, jumlah sel total/Pulau Langerhans (181,90±96,76), jumlah sel imunoreaktif insulin (113,66±60,90) dan jumlah sel imunoreaktif glukagon (46,98±25,80). Kelompok obesitas menunjukkan perbedaan dengan kontrol berupa peningkatan nilai total kolesterol, kadar trigliserida, LDL, kadar glukosa, diameter Pulau Langerhans, volume Pulau Langerhans, keliling Pulau Langerhans, jumlah sel imunoreaktf insulin/Pulau Langerhans dan jumlah sel imunoreaktif glukagon/Pulau Langerhans (P<0,05). Morfologi, morfometri dan distribusi Pulau Langerhans beserta sel imunoreaktif insulin dan glukagon pada pankreas tikus (non genetically obese) yang diinduksi obesitas menggunakan diet tinggi karbohidrat dan lemak menunjukkan adanya hiperplasia sel imunoreaktif insulin dan glukagon sebagai kompensasi peningkatan volume Pulau Langerhans. Kata kunci: Obesitas, insulin, glukagon, Victoria blue, imunohistokimia.