Pengaruh Karat Tumor Terhadap Sifat Fisika Batang Trubusan Sengon (Falcataria moluccana) yang tidak Menunjukkan Gejala Penyakit Karat Tumor
Main Author: | GHOYAT, Abu Yasir Aksol |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
[Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://repository.ugm.ac.id/122571/ http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=62675 |
Daftar Isi:
- Perkembangbiakan sengon (Falcataria moluccana) secara vegetatif (trubusan) telah banyak dilakukan oleh petani sengon di hutan rakyat, karena dengan trubusan banyak keuntungan yang didapatkan. Akan tetapi dengan berkembangnya penyakit karat tumor yang disebabkan oleh jamur Uromycladium tepperianum, cara vegetatif tersebut cenderung lebih rentan terhadap penyakit karat tumor, karena inokulum secara persisten telah berada pada tonggak bekas dari induknya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sifat fisika kayu dari pohon sengon yang tidak menunjukkan gejala karat tumor dengan sifat fisika kayu sengon yang menunjukkan gejala karat tumor. Pengambilan sampel dilakukan di dusun Balong, desa Umbul Harjo, kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. Sifat fisika kayu yang diamati adalah: kadar air, berat jenis, dan perubahan dimensi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor yaitu variasi aksial (pangkal, tengah, dan ujung) dan ukuran karat tumor (besar, kecil, dan tanpa tumor). Hasil penelitian menunjukkan; kadar air: segar (74,94%-123,48%); kering udara (13,45%-14,97%); basah (197,0%-204,9%) pada batang tanpa tumor cenderung lebih besar dibanding kayu dengan tumor besar dan kecil, dengan kadar air: segar (65,15%-91,92%); kering udara (13,94%-14,67%); basah (159,7%-216,9%). Berat jenis: segar (0,18-0,25); kering udara (0,19-0,27); basah (0,17-0,24); kering tanur (0,18-0,27) pada batang tanpa tumor cenderung lebih kecil dibandingkan kayu dengan tumor besar dan kecil, dengan berat jenis: segar (0,22-0,36); kering udara (0,23-0,38); basah (0,21-0,34); kering tanur (0,23-0,37). Secara umum, Penyusutan kayu sengon, baik dengan atau tanpa tumor pada arah longitudinal (0,63%-1,42%); tangensial (6,10%-7,82%); radial (2,95%-8,72%) cenderung lebih kecil dibanding pengembangan pada arah longitudinal (1,11%- 1,96%); tangensial (5,40%-10,72%); radial (3,02%-6,99).