SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT HIDROKSIAPATIT (HA) SEBAGAI GRAFT TULANG SINTETIK
Main Authors: | Darwis, Darmawan; Patir-Batan, Warastuti, Yessy; Patir-Batan |
---|---|
Format: | Article application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
BATAN
, 2013
|
Online Access: |
http://jurnal.batan.go.id/index.php/jair/article/view/549 |
Daftar Isi:
- Telah dilakukan pembuatan dan karakterisasi komposit hidroksiapatit/PVA/PVP/khitosan dengan teknik radiasi.Hidroksiapatit (HA) disintesis dari kalsium hidroksida dan asam fosfat pada suhu dan pH terkontrol menggunakan metode basah (wet method). Sedangkan komposit HA/PVA/PVP/khitosan dibuat dengan radiasi sinar gamma pada berbagai dosis. Untuk mengevaluasi HA yang terbentuk selama proses sintesis maka dilakukanlah karakterisasi beberapa parameter seperti rasio CA/P, pengukuran gugus fungsi menggunkan FTIR dan analisis ukuran kristal dengan SEM. Analisis terhadap komposit hasil iradiasi dilakukan terhadap fraksi gel. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata rasio Ca/P dari 3 batch produksi adalah 1,69. Hasil pengukuran gugus fungsi dengan FTIR menunjukkan serapan pada bilangan gelombang (wave number) 1035, 603 dan 565 cm-1 yang merupakan gugus fosfat (PO4-3); bilangan gelombang 1421 cm-1 yang merupakan gugus karbonat (CO3-2); dan bilangan gelombang 3450 cm-1 yang merupakan gugus hidroksil (OH). Hasil ini menunjukkan bahwa sintesis dengan metode basah menghasilkan senyawa hidroksiapatit dengan tingkat kemurnian yang sangat baik. Komposit HA/PVA/PVP/ khitosan yang diiradiasi dengan sinar gamma pada dosis 5 hingga 30 kGy menghasilkan fraksi gel antara 80 - 90 %. Komposit dengan kandungan fraksi gelyang tinggi ini bersifat kaku dan mempunyai kendala dalam pemakaian klinis. Penambahan etanol 5 % pada komposit dan iradiasi pada dosis 25 kGy dapat menurunkan fraksi gel dari 90 % menjadi 30 % serta gel yang dihasilkan bersifat elastis dan mudah dibentuk sesuai keinginan. Sedangkan penambahan gliserin 6 %hanya menurunkan fraksi gel dari 90 % menjadi 80 %. Etanol 5 % merupakan scavenger yang lebih efektif dibandingkan dengan gliserin 6 %.