ROMANTISME PADA WANITA KORBAN KEKERASAN SEKSUAL PADA MASA KANAK- KANAK

Main Author: ULUM, PRIMA NURUL
Format: Karya Ilmiah NonPeerReviewed application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: , 2010
Subjects:
Online Access: http://eprints.ums.ac.id/9254/2/F100040011.pdf
http://eprints.ums.ac.id/9254/1/F100040011.pdf
http://eprints.ums.ac.id/9254/
Daftar Isi:
  • Kekerasan seksual yang terjadi di masa kanak-kanak merupakan suatu peristiwa krusial karena membawa dampak negatif pada kehidupan korban di masa dewasanya. Salah satunya yaitu anak akan merasa takut membina hubungan baru dengan orang lain hal ini dikarenakan adanya konsep diri yang buruk pada anak dan ketidak mampuan anak untuk mempercayai atau mencintai orang lain. Korban kekerasan seksual seringkali memiliki kesulitan mengalami keintiman fisik dengan pasangannya. Korban kekerasan seksual adalah juga manusia yang mempunyai harapan untuk bisa hidup normal dan menjalin hubungan dengan pasangannya dengan baik. Tanpa dukungan dan dorongan dari lingkungan, dengan kondisi yang tersebut di atas akibat tindakan kekerasan seksual korban kekerasan seksual sulit untuk menerima apa yang terjadi pada dirinya dan menjalin hubungan dengan pasangannya secara normal. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran romantisme pada wanita korban kekerasan seksual pada masa kanak- kanak terhadap pasangannya. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yang diambil dengan tekhnik purposive random sampling. Ciri- ciri informan adalah berjenis kelamin wanita, pernah mengalami kekerasan seksual pada masa kanak- kanak dan pernah menjalin hubungan romantis dengan lawan jenis setelah peristiwa kekerasan seksual. Hasil analisis menunjukkan bahwa peristiwa kekerasan seksual pada masa kanak-kanak mempengaruhi romantisme wanita terhadap pasangannya. Adanya ketidakpercayaan, ketidaknyamanan dalam melakukan kontak fisik dengan pasangan, pemikiran bahwa pasangan tidak bisa menerima wanita apa adanya dan kekhawatiran akan mengecewakan pasangannya merupakan hambatan utama pada wanita untuk melangkah ke taraf hubungan yang selanjutnya. Adanya dukungan positif dari keluarga dan orang terdekat korban akan membantu korban dalam melewati krisis ini yang pada akhirnya bisa menjalin hubungan yang normal dengan pasangannya.